MITRAPOL.com, Tasikmalaya – Aksi diduga teror bom terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12) pagi. Berdasarkan informasi yang dihimpun kejadian diduga teror bom bunuh diri itu terjadi di Mapolsek Astana Anyar.
“Iya di Astana Anyar,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi.
Ledakan terjadi di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan, pada pukul 08.20 WIB, anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk ke Mapolsek Astana Anyar mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel pagi. Seketika kemudian anggota menghindar.
“Lalu ada ledakan. Sekarang pelaku meninggal dunia di lobi. Tiga orang anggota kami mengalami luka-luka,” ujar Aswin.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Dalam serangan ini, seorang polisi gugur serta sejumlah polisi mengalami luka berat ataupun ringan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Agus merupakan mantan narapidana kasus bom Cicendo, Jawa Barat, dan telah dihukum penjara selama empat tahun di Nusakambangan. Agus kemudian bebas pada September 2021.
“Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan juga kita lihat dan face recognition, identik pelaku Agus Sujatno atau Agus Muslim. Yang bersangkutan pernah ditangkap atas kasus Bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun dan di bulan September-Oktober 2021 dia bebas,” ujar Listyo di sekitar Mapolsek Astananayar, Rabu (7/12/2022).
Tim Redaksi Mitrapol mencoba konfirmasi atas kejadian tersebut ke wartawan mitrapol yang bertugas di Polda Jabar serta Pimpinan Umum Media Mitrapol Anton CharliyanMantan Kapolda Jabar.
Ia benar saya mendapat informasi, bahwa telah terjadi dugaan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar tersebut dilakukan seorang pria kelahiran tahun 1980, masih warga Kota Bandung, yang menurut informasi saya dapatkan bahwa dia itu dari kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, bahwa melakukan bom bunuh diri merupakan jihad.
“Ini saya simpulkan dari pesan yang disampaikan pelaku ditempelkan di sepeda motornya bahwa KUHP=Hukum Syirik/Kafir, Perangi Para Penegak Hukum Setan (QS.9:29).” katanya
Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan menegaskan, bahwa tindakan bom bunuh diri maupun pemboman rumah ibadah yang dilakukan atas dasar perjuangan nama agama, tidak bisa dibenarkan dalam hukum bernegara maupun pada hukum beragama.
Saya mengecam keras terhadap peristiwa tersebut, Karena peristiwa bom bunuh diri itu sangat konyol dan memalukan, Hal ini sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan nilai nilai peradaban sebagai sebuah bangsa, memalukan seluruh umat.
“Bom bunuh diri dengan mengatasnamakan perjuangan agama, adalah pemikiran yang sesat dan bertentangan dengan ajaran agama manapun,” ungkapnya
Menurutnya, tindakan bom bunuh diri sebagaimana yang terjadi di Indonesia tidak termasuk jihad, karena Indonesia tidak sedang dalam keadaan diperangi dan jihad dengan menggunakan perang bukanlah jalan satu-satunya bagi umat Islam untuk mewujudkan cita-citanya.
Dengan peristiwa bom bunuh diri yang mengatasnamakan “jihad” dengan membawa bawa agama,
Anton Charliyan mengaku prihatin, karena masih banyak orang yang mau dibodohi, “Kita ini sering belajar sejarah tapi ternyata tidak pernah belajar dari sejarah, tidak cukupkah kita belajar dari peristiwa-peristiwa dimasa lalu mulai dari bom Bali. bom Tahun Baru, bom Kedubes AS, bom Hotel Mariot, bom di depan Gereja Katedral Makassar, bahkan sampai bom Mabes Polri, yang sudah membawa kesedihan kepedihan, kerusakan dan korban jiwa.?
“Nilai apa sesungguhnya yang ingin diperjuangkan oleh kelompok aksi aksi bom bunuh diri tsb.baik dari sisi nilai juang spirit nasionalis maupun nilai religius agamis,” tuturnya
Anton Charliyan seraya mengingatkan, sampai kapanpun seluruh rakyat Indonesia harus tetap waspada, karena kejadian seperti ini tidak pernah dapat dideteksi atau datang tiba-tiba.
Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melawan intoleransi, radikalisme dan kekerasan dalam segala bentuk apapun. Kita jangan mau dibodohi dengan embel embel lebel agama bahwa bom bunuh diri atau apapun merupakan jihad dan lainnya.
“Kami juga meminta agar kepolisian dan aparat terkait mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya masalah bom bunuh diri ini. Termasuk juga ada bohirnya yang mendanai agar Indonesia kacau menjelang Pilpres dimana suhu politik makin memanas, Jangan beri ruang sedikitpun juga terhadap anasir anasir yang bersipat terorisme, intoleransi radikalisme dan kekerasan dalam segala bentuk apapun,” pungkasnya. (Red)