Nusantara

Perpustakaan Daerah Kabupaten Lampung Barat Terakreditasi B

Admin
391
×

Perpustakaan Daerah Kabupaten Lampung Barat Terakreditasi B

Sebarkan artikel ini

MITRAPOL.com, Pesawaran – Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Lampung Barat kini sudah terakreditasi B. Hal tersebut berdasarkan penilaian Tim Asesor Akreditasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lampung Barat Syafaruddin, M.Pd. kepada lampungbarometer.id, Kamis (14/3/2023).

“Tim akreditasi menilai Perpustakaan Umum Kabupaten Lampung Barat telah layak mendapat Akreditasi B sebagaimana Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Perpustakaan Kabupaten/Kota,” ujar Syafaruddin.

Menurutnya, Perpustakaan Kabupaten Lampung Barat mendapat nilai Akreditasi B berdasarkan penilaian dengan efident yang lengkap sesuai keadaan yang sesungguhnya. Penilaian dipusatkan di Perpustakaan Provinsi Lampung.

“Semoga upaya ini dapat menambah motivasi untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Lampung Barat, khususnya dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas unggul, berdaya saing dan berkarakter. Perpustakaan ink diharapkan menjadi pusat literasi, peradaban, maupun pusat teknologi bagi Lampung Barat,” ujarnya.

Menurut Syafaruddin, akreditasi B artinya perpustakaan tidak hanya mengoleksi buku dan tempat membaca, tetapi juga bisa menjadi solusi bagi persoalan-persoalan perekonomian, dan kemasyarakatan.

Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya akan mengembangkan Perpustakaan Inklusi, yang berarti perpustakaan menjadi tempat meningkatkan literasi berbasis teknologi yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan tidak sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku, tapi menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat, serta pemberdayaan masyarakat.

“Kita akan melakukan penguatan kelembagaan perpustakaan dengan mengembangkan SDM dan kerja sama dengan semua stakeholder, bagaimana perpustakaan yang mandiri dengan bangunan gedung yang representatif sehingga perpustakaan memiliki fungsi ekonomi, fungsi sosial, bahkan fungsi budaya. Itulah yang dinamakan perpustakaan inklusi,” bebernya.

“Kita optimis semua itu bisa tercapai karena kami yakin iqro itulah kewajiban manusia, seperti firman Allah yang pertama,” pungkasnya.

 

Pewarta : Deni W

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *