MITRAPOL.com, Porsea Sumut – Daniel Sibarani (15) warga Siraituruk Pasir, Desa Patene IV Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Sumatera Utara yang sempat viral di media sosial FB akhirnya mendapat respon cepat dari Bupati Toba Poltak Sitorus, Jumat(15/03/24).
“Begitu saya mendapatkan laporan ada warga masyarakat kita yg butuh bantuan pemerintah, Saya langsung perintahkan beberapa OPD untuk turun langsung melakukan penanganan agar dapat ditangani pengobatannya,” sebut Bupati Poltak Sitorus saat dihubungi via wa.
Bupati juga menyebutkan, kalau Daniel Sibarani tadi sudah langsung disambangi dikediamanya oleh Kadis Kesehatan, Kadis Sosial, Kadis Pendidikan dan Kadis Kominfo, Camat Porsea dan tim medis.
“Kehadiran pemerintah tidak sekadar menyampaikan dukungan moral, doa dan kata-kata penyemangat, namun juga memberikan bantuan untuk keluarga Daniel Sibarani. Bahkan tadi juga, Daniel Sibarani dibawa ke RSUD Porsea untuk dilakukan observasi dan pemeriksaan terkait sakit yang dideritanya untuk selanjutnya dilakukan pengobatan. Kita doakan bersama agar Daniel cepat sembuh ya,” ujar Poltak Sitorus.
Budiman Sibarani orang tua Daniel Sibarani kepada media menceritakan, Daniel Sibarani hanya bisa terduduk di rumahnya. Jika sudah lelah, dia berusaha menggerakkan bagian tubuhnya untuk sekadar menelentangkan tubuh. Semua kebutuhan dan aktivitasnya dibantu oleh ayahnya, Budiman Sibarani. Mulai dari mandi, berganti pakaian hingga urusan buang kotoran. Makannya juga harus siap hidang.
Lebih lanjut dijelaskan budiman, penderitaan Daniel Sibarani anaknya bermula pada 13 Agustus 2023 lalu, saat itu dirinya asyik berenang bersama beberapa temannya di Pantai Pasir Putih, Porsea. Sebagaimana anak remaja di Danau Toba, Daniel Sibarani atraksi salto sambil berenang. Saat itu punggung dan rusuknya terasa sakit hingga tubuhnya tak berdaya, beruntung dia diselamatkan oleh temannya.
“Saat itu langsung kami bawa ke Rumah Sakit Parparean (RSUD Porsea). Sempat dirawat di sana selama 3 hari. Tapi selama di sana dia tidak betah, seolah ada yang mengganggu dan terus meminta pulang,” kata ayahnya menjelaskan awal mula penderitaan anak sulungnya itu.
“Waktu pertama-tama itu, disentuh dikit saja badannya langsung kesakitan,” lanjut ayahnya.
“Setelah pulang dari rumah sakit dia sempat kesurupan di sini (di rumah),” ibunya, Sannaria Sinambela, melanjutkan.
Setelah perawatan selama 3 hari di rumah sakit itu, orang tuanya beberapa kali membawa Daniel berobat alternatif, termasuk obat kampung, namun hasilnya tidak menunjukkan perobahan signifikan. Daniel tetap saja lumpuh, tidak mampu menggerakkan beberapa bagian tubuhnya, terutama pada bagian pinggang.
Sejak penderitaan itu pula pendidikan Daniel Sibarani agak terganggu, sebab dia tidak lagi bisa ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran sebagaimana biasanya. Dia juga tidak lagi bisa bermain bersama teman sebaya. “Tugas-tugas sekolahnya dikirim lewat WA, PR-nya juga dikirim dari WA,” kata ayahnya menyoal sekolah cara anaknya mengikuti pendidikan di sekolah.
“Terimakasih kepada Pak Bupati, kepada semua yang sudah membantu kami. Dukungan dan bantuan ini membuat kami tetap semangat untuk menjaga dan merawat anak kami,” kata Daniel Sibarani didampingi istrinya Sannaria Sinambela berurai air mata.
Pewarta : Abdi. S