MITRAPOL.com, Kalbar – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat melalui Satker Paralel Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat tengah mengerjakan Pembangunan Jalan Nanga Era – Batas Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 24,878 kilometer. Proyek ini ditargetkan rampung pada Tahun 2024 ini.
Kepala Satuan Kerja Paralel Perbatasan Nanga Badau – Entikong – Aruk – Temajuk Provinsi Kalimantan Barat dan PPK 4 Perbatasan berkomitmen untuk terus mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan dengan tujuan merajut konektivitas antar kawasan, dengan melanjutkan pembangunan hingga batas Provinsi Kalimantan Timur, dengan harapan memberikan manfaat yang mampu menekan biaya logistik dan menciptakan serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian warga khususnya masyarakat di perbatasan Provinsi Kalimantan Barat.
Panjang pembangunan jalan ini sepanjang 24,878 Km dengan anggaran sebesar 148,7 Miliar dan dibiayai menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun 2022 – 2024 Multi Years Contract (MYC). Pelaksanaan paket pembangunan ini dilaksanakan oleh PT. Lintas Kapuas Persada dan yang bertindak sebagai konsultan pengawasan adalah PT. Adiya Widyajasa KSO, PT. Cipta Strada, dan PT. Kurnia Citra Nusa.
Tidak seperti jalan pada umumnya yang didesain menggunakan lapis fondasi berbutir, pada Pembangunan Jalan Nanga Era – Batas Provinsi Kaltim menggunakan lapisan fondasi semen tanah/ Soil Cement Base (SCB) sebagai lapis fondasinya, dimana lapis fondasi semen tanah merupakan hasil pencampuran antara tanah dengan semen dan air yang dengan tingkat pemadatan tertentu akan menghasilkan suatu material baru yang homogen dan disebut Soil Cement.
Lapisan ini memiliki karakteristik ketahanan terhadap air, suhu, dan cuaca sama baiknya dengan lapisan fondasi berbutir yang umum digunakan dalam konstruksi jalan dengan keunggulan lain berupa biaya pelaksanaan yang relatif lebih rendah dibanding lapisan fondasi berbutir. Konstruksi dari lapisan Soil Cement ini didesain dengan tebal 20 cm dan lebar 9 m dan diberikan lapisan penutup berupa Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan tebal 5 cm dan lebar 6 m.
Selain dari aspek teknis pada paket pembangunan jalan ini juga mengedepankan aspek lingkungan dan keselamatan yang berkelanjutan dan berkesinambungan dengan melakukan proteksi pada tebing yang berada pada sisi badan jalan paket pembangunan ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan matras pengendali erosi yang ditanami tumbuhan Lagume Cover Crop (LCC). Selain memberikan proteksi dan keamanan pada pengguna jalan, matras pengendali erosi ini juga mengembalikan kondisi alam yang terganggu oleh proses konstruksi yang tidak bisa dihindari.
Hingga saat ini Pembangunan Jalan Nanga Era – Batas Kaltim masih dalam tahap pelaksanaan dan diharapkan akan selesai pada tahun 2024.
Tantangan dan Hambatan
Pelaksanaan pembangunan jalan di Kalimantan Barat terutama pada jalan paralel perbatasan banyak menghadapi kendala, yaitu : tidak atau kurang tersedianya bahan, jarak angkut bahan, kondisi alam kurang mendukung, sehingga sangat berpengaruh terhadap biaya. Salah satu faktor lainnya adalah kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor kualitas tergantung dari biaya serta metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Red