MITRAPOL.com, Lampung Timur – Berawal saat jurnalis Mitrapol berkenalan dengan Hi.Didin Cs asal Jakarta, beliau yang mengaku ingin membeli sejumlah hewan sapi di wilayah Lampung, untuk dijual kembali menjelang hari raya Idul Adha mendatang. Pertemuan malam singkat keduanya berlangsung di lapak buah durian Bapak Kusairi berlokasi di lapangan Samber Park Kota Metro, Senin ( 5/6/23).
Dalam perbincangan singkat itu, Hi.Didin Cs setuju dan berminat untuk melihat sejumlah hewan sapi yang ditawarkan jurnalis Mitrapol dari sejumlah petani sapi kemitraan PT.GGL ( Great Giant Livestock ) yang berlokasi di desa Margamulya Kecamatan Bumi Agung Lampung Timur.
Keesokan harinya dan tiba dilokasi, usai bertemu para petani sapi. Kebetulan Jurnalis Mitrapol ikut dalam proses timbang sapi bersama saksi lainnya. Kemudian, Hi. Didin Cs langsung bernegosiasi harga dan setuju, lalu memilah – milih sejumlah sapi yang keseluruhan berjumlah 32 ekor dari ketiga petani tersebut. Keseluruhan sapi – sapi tersebut adalah milik kemitraan PT.GGL dan milik perorangan.
Adapun harga yang disepakati Hi.Didin Ce senilai Rp.50.000/kg sistem timbang bulat/kotor dari keseluruhan hewan sapi. Lalu, keduanya sepakat proses timbang dilakukan keesokan harinya. Mengingat, dalam proses timbang harus dilakukan dan disaksikan oleh petugas dari kemitraan PT.GGL. Rinciannya jumlah hewan ternak sapi yang dibeli Hi.Didin Cs dari ketiga petani yakni Bapak Pingi 18 ekor, Bapak Sugito 7 ekor dan Bapak Imam 7 ekor.
Pertemuan malam itu berlanjut, Hi.Didin Cs mengundang ketiga petani sapi dan bertemu di Hotel Gracia Kota Metro. Malam itu, mereka berdialog seputar kelengkapan berkas – berkas guna proses administrasi untuk kendaraan mobil truck fuso yang mengangkut sapi di saat penyebrangan kapal di Pelabuhan Bakauheni Provinsi Lampung.
Esok harinya, proses timbang dilakukan oleh petugas PT.GGL dan hanya 25 ekor sapi. Usai proses timbang, Hi.Didin Cs bersama Bapak Imam selaku Ketua Petani kemitraan PT.GGL lalu pergi guna melihat sapi – sapi lainnya milik Bapak Imam dilokasi berbeda. Namun, jurnalis Mitrapol tidak ikut dalam survei tersebut. Menurut informasi yang didapat, bahwa Hi.Didin Cs sepakat dan membeli 7 ekor sapi milik Bapak Imam.
Selanjutnya, melalui sambungan telpon jurnalis Mitrapol memperoleh informasi dilapangan, bahwa Hi.Didin Cs sepakat jika pengambilan/angkut sapi setelah pelunasan kepada pihak PT.GGL dan ketiga petani itu melalui sistem pembayaran transfer. Tetapi, hingga berselang beberapa hari bahkan satu pekan atas janji Hi.Didin Cs untuk mengangkut sapi – sapi itu tidak terbukti dan semua palsu, bohong.
” Kami nunggu berhari – hari katanya mau muat sapi, tapi sampe sekarang sudah berapa minggu tidak ada kabar. Pak Hi.Didin dan kawan – kawannya pak Aldo juga ditelpon enggak diangkat. Ini sudah jelas – jelas penipuan. Walaupun sapi belum diangkut, tapi kami dirugikan secara materiil karena sapi ini milik PT.GGL dan sudah ditimbang secara online yang akan menjadi tanggung jawab ketua petani kemitraan. Apalagi saya sudah keluarkan dana pribadi juga untuk menjamu mereka datang kesini dirumah saya. Jelas – jelas mereka bohong,” ungkap Pingi salah satu petani sapi yang menjelaskan kronologis kepada jurnalis Mitrapol.com, Senin ( 20/6/23).
Kemudian, jurnalis Mitrapol.com mencoba menghubungi Hi.Didin Cs melalui sambungan telpon di no.Hp +62 821-1337-xxxx, terlihat berdering namun tidak diangkat olehnya.
Lalu, kembali jurnalis Mitrapol.com menghubungi Bapak Aldo salah satu rekan Hi.Didin Cs di no.Hp +62 816-1773-xxxx. Jawabannya, bahwa dirinya pernah memberikan saran kepada Hi.Didin untuk mengurungkan niat melakukan proses nimbang sapi. Mengingat, dirinya mengetahui kondisi keuangan Hi.Didin di Jakarta.
” Saya pernah bilang pak Haji, jangan nimbang sapi dulu. Karena ATM bermasalah. Tapi beliau tetep mau nimbang,” kilah Aldo kepada Mitrapol.
Atas semua kronologis di atas, sejumlah petani sapi merasa di bohongi dan melaporkan kepada pihak berwajib, sebagai bukti laporan kepada pihak kemitraan PT.GGL. Apalagi mereka sudah mengeluarkan sejumlah dana didalam proses timbang yang melibatkan petugas PPL kemitraan PT.GGL. Terlebih mengkhawatirkan, jika sapi – sapi itu sudah diangkut dan dibawa oleh agen nakal ke Jakarta.
Kedepan, diharapkan kepada sejumlah petani – petani sapi yang ada di Provinsi Lampung, agar lebih berhati – hati. Apabila didatangi sejumlah para pembeli sapi yang nakal seperti ini. Sehingga kronologis dan kejadian pahit serta tipu daya muslihat ini tidak terulang kembali.
Pewarta : MM