18 Februari 2024/8 Sya’ban 1445
Heru Riyadi SH MH
Penggiat Kamtibmas &
Dosen FH Universitas Pamulang
Sekapur Sirih…..
Jika Pak Prabowo dan Mas Gibran tak terpilih, mereka pun memiliki kehidupan yg indah dan bahagia.
Pak Prabowo, semoga bisa berkumpul bahagia dgn keluarganya atau rujuk dng istrinya. Pergi ke sana ke mari mendukung prestasi putranya. Melanjutkan hobby berkuda dan bertani dgn orang2 sekitar rumahnya.
Mas Gibran juga tetap dengan kehidupannya yg bahagia. Bersama istri cantiknya, anak2nya, meneruskan bisnisnya dan dia ttp menjadi pengusaha yg membawa manfaat banyak utk negeri ini.
Jika Pak Anies dan Cak Imin tak terpilih, mereka akan kembali menjadi pengajar dan pemimpin umat.
Pak Anies kembali ke kampus mengajar yg merupakan passionnya bercengkrama dengan Bu Anies, mungkin menikmati secangkir teh di teras berdua. Tetep indah dan bahagia.
Cak Imin kembali menjadi pemimpin partai, atau bisa saja mengajar dan berdiskusi dengan para ulama di pesantren bahagia menjaga akhlak negeri ini dengan pengajian²nya. Bahagia bersama istri, dan keluarganya.
Jika Pak Ganjar dan Pak Mahfud tak terpilih, mereka akan tetap berkarya untuk Negeri ini.
Pak Ganjar akan menikmati hari bahagia bersama istrinya, bersepeda, atau jalan² ke pelosok Nusantara, mendengar aspirasi masyarakat untuk partainya. Atau mungkin melanjutkan hobi naik gunung bersama putranya.
Pak Mahfud, mungkin akan pulang kampung ke Madura. Kembali menikmati canda tawa bahagia bersama keluarga besarnya, sebelum melanjutkan berkarya untuk Indonesia, atau bisa saja menulis buku, meninggalkan warisan untuk Bangsa ini, indah bukan.
Lha aku dan kamu ?
Kadang sahabatmu dari kecilmu pun sdh kamu blocked, kamu ajak berantem hanya krn pilihannya berbeda.
Jangan² kamu tak berani lagi menyapa sahabatmu karena sdh terbiasa memanggilnya buzzer, tukang joget, tak berwawasan, iq sekolam, dll
Jangan² saat kamu butuh pekerjaan, butuh bantuan, temanmu tak lagi ingat padamu karena saling olok pasukan nasbung, dsb.
Jangan² perseteruan kalian tak pernah usai hingga salah satu dari kalian meninggal karena perbedaan pilihan 5 th lalu menjadi dendam 5 tahun ke depan dan ke depannya terus.
Jangan² kamu akan membesarkan anak²mu menjadi generasi hoax generasi pencela, generasi pengumpat karena dari kecil sering mendengarmu berapi2 menyebut orang lain dungu, penipu, bodoh, dll.
Pak Anies, Cak Imin, Pak Prabowo, Mas Gibran, Pak Ganjar dan Pak Mahfud melanjutkan hidupnya dengan bakti mereka, dan hidup bahagia.
Aku dan kamu ??
Hidup merugi setelah sekian lama hanya sering mencari kekurangan para bapak yg hebat² itu, menghinakan mereka, padahal mengenal mereka pun tidak.
Semua berdasarkan asumsimu..
Sahabat..
Ma’afkan aku yg sudah melakukan semua ini terhadapmu..
Guru..
Ma’afkan kami yg sudah terbuai dng situasi saat ini, hingga lupa bertatakrama terhadapmu..
Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih & Penyayang..
Bersihkan hati dan jiwa kami dari rasa iri dengki dan kesombongan, persatukan kami dalam kebersamaan yg penuh keharmonisan dan kebahagiaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Aamiin..
