MITRAPOL.com, Lampung – DPRD Lampung melaksanakan kegiatan sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila, dan Wawasan Kebangsaan (PIP dan WK) digelar di Kelurahan Sukajawa, Tanjungkarang Barat, melibatkan anggota TNI, Polri dan apartus kelurahan, Sabtu (26/10).
Pada kegiatan tersebut, DPRD Lampung menggandeng mantan aktivis negara islam Indonesia (NII) dan juga pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan.
Selain sebagai mantan aktivis dan pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung.
Dalam kesempatan itu Ken Setiawan, mengatakan bahayanya paham atau jaringan intoleransi radikalisme dan terorisme di tengah tengah masyarakat .
“Bahkan korban dari jaringan ini biasanya merasa dirinya paling benar dan anggap kelompok lain salah, anti kebhinekaaan dan anti budaya kearifan lokal,” kata Ken Setiawan, Sabtu (26/10).
Dia menjelaskan korban gerakan atau jaringan radikal biasanya akan hancur ekomininya karena dia harus infak di kelompok dan akan hancur akhlak dan akidahnya, yaitu dengan mengkafirkan semua orang diluar kelompok.
“Bahkan korban jaringan ini juga akan hancur masa depanya karena biasanya harus meninggalkan sekolah, perkerjaan dan keluarganya demi kelompoknya yang diikutinya itu,” jelasnya.
Dia nenambahkan bahwa radikalisme dan terorisme adalah musuh agama dan musuh negara, karena tidak ada agama satupun yang membenarkan radikalisme dan terorisme sebab agama dan negara menjadikan orang menjadi baik.
Dikatakan Ken Setiawan, seseorang terpapar paham intoleransi radikalisme atau terorisme karena dia belajar pada guru yang salah. Saat ini marak orang belajar agama melalui media sosial tanpa sumber yang jelas bisa akibat fatal.
“Tolok ukurnya belajar agama orang, menjadi damai, moderat, tlorang tersenyum dan jika belajar agama lalu berubah menjadi pemarah dan saling benci, berarti harus disetop,” tutupnya.
Red