MITRAPOL.com, Jakarta – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Senat Mahasiswa FKUI (BEM SM FKUI) menggelar acara “Mimbar Bebas Salemba Bergerak” di Aula IMERI FKUI, Salemba, Jakarta Pusat.
Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 15.30 WIB ini menjadi ajang penyampaian kritik terhadap sejumlah kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai berpotensi menurunkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Ketua Umum ILUNI FKUI, Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes N-TB, SpKP, AAK, dalam orasinya menegaskan pentingnya mempertahankan mutu pendidikan kedokteran sebagai bentuk perjuangan untuk masa depan bangsa yang sehat dan adil.
Ia menyinggung penyederhanaan proses pendidikan dokter, pengurangan independensi kolegium, serta pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan sebagai isu-isu yang perlu mendapat perhatian serius.
“Pendidikan kedokteran bukan sekadar pelatihan teknis. Ia adalah proses mendalam untuk membentuk profesional kesehatan yang memegang tanggung jawab moral tertinggi: menjaga nyawa manusia,” ujarnya di hadapan mahasiswa, dosen, alumni, dan tokoh medis yang hadir.
Acara ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap pernyataan sikap 158 Guru Besar FKUI yang disampaikan dalam “Salemba Berseru” pada 16 Mei lalu. Dalam pernyataan tersebut, para guru besar menyuarakan keprihatinan terhadap arah kebijakan Kemenkes yang dinilai kurang melibatkan komunitas akademik.
Ketua BEM IKM FKUI, M. Thorig, dalam orasinya menyampaikan bahwa mahasiswa kedokteran tidak bisa berdiam diri ketika masa depan profesinya terancam oleh kebijakan yang dinilai terburu-buru dan sentralistik.
“Kami menuntut partisipasi bermakna dari institusi pendidikan dan organisasi profesi dalam setiap penyusunan kebijakan kesehatan nasional. Kemenkes tidak bisa menjadi satu-satunya penentu arah,” tegas Thorig.
Acara juga menghadirkan tokoh-tokoh dari kalangan medis militer seperti Kolonel (Purn) dr. Nurdadi Saleh, SpOG, dan Mayjen TNI (Purn) dr. Budiman, SpBP-RE, yang menambahkan perspektif dari pengalaman mereka di dunia kesehatan militer.
Selain itu, Prof. Dr. dr. Purwandyastuti mewakili kalangan dosen FKUI, menyoroti pentingnya menjaga independensi akademik dalam sistem pendidikan kedokteran.
ILUNI FKUI dan BEM SM FKUI secara resmi menyatakan dukungan terhadap seruan 158 Guru Besar FKUI, serta mengajak seluruh alumni, organisasi profesi, dan masyarakat untuk menjaga kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Mereka juga mendesak pemerintah membuka ruang dialog substansial yang sejajar antara regulator dan institusi pendidikan.
Acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Padamu Negeri” dan sesi foto bersama seluruh peserta, sembari menyerukan tema acara: “Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Bermutu adalah Hak Rakyat.”
Pewarta : Desy