MITRAPOL.com, Sukabumi Jabar — Siapa sangka, di balik rimbun hutan dan lereng Gunungguruh, tersembunyi sebuah permata wisata bernama Karang Para yang kini bersinar sebagai destinasi unggulan Sukabumi. Di bawah kepemimpinan Camat Kusyana, S.IP., M.Si., Kecamatan Gunungguruh bergerak aktif mengembangkan potensi pariwisata berbasis alam dan budaya yang terintegrasi dengan sport tourism kelas dunia.
Berada di Desa Kebonmanggu, Karang Para menyuguhkan keindahan alam perbukitan karang yang berpadu dengan hamparan ilalang dan pemandangan Kota Sukabumi dari ketinggian 520 meter di atas permukaan laut. Jaraknya hanya 10 kilometer dari pusat kota, dengan akses jalan yang sudah memadai.
“Wisata Alam Karang Para tidak hanya sekadar tempat berfoto. Ini adalah wajah baru Sukabumi yang kami dorong untuk tampil dalam panggung nasional dan internasional, apalagi dengan dukungan event sepeda gunung bertaraf dunia,” ujar Camat Kusyana saat diwawancarai oleh wartawan Mitrapol, Sp Rayrobbend Swr, Selasa (10/6/2025).
Kampanye Wisata Petualangan Kelas Dunia
Event sepeda gunung internasional yang digelar di Karang Para bukan sekadar olahraga, tapi perpaduan antara petualangan dan promosi budaya. Dibagi dalam tiga zona, rute yang dilalui mencakup jalur pegunungan, sungai, kebun, dan pantai, dengan 85% lintasan off-road.
“Event ini bukan kompetisi balap, tapi wisata petualangan. Peserta bisa merasakan langsung alam Sukabumi sambil menikmati kuliner dan kesenian lokal,” tambah Kusyana.
Di akhir acara, peserta akan bermalam di tepi pantai Ocean Queen, mengikuti gala dinner dan pesta kembang api laut, menjadikan pengalaman ini tak terlupakan. Semua rangkaian acara dirancang dengan standar internasional, didukung sistem registrasi digital, layanan akomodasi, hingga asuransi global.
Karang Para, Magnet Baru Pariwisata Sukabumi
Wisata Karang Para resmi dibuka pada 1 Januari 2017 dan berdiri di atas lahan desa seluas 12 hektare. Selain panorama, tempat ini dilengkapi dengan spot-spot foto ikonik seperti Sepeda Terbang, Sajadah Terbang, Jembatan Cinta dan Jembatan Hati. Tempat ini juga menawarkan suasana sunrise dan sunset yang spektakuler dari puncak karang.
“Dulu hanya berupa bukit bebatuan biasa, sekarang menjadi magnet kunjungan wisata dan pusat pemberdayaan ekonomi desa,” ujar Kepala Desa Kebonmanggu, Rasnita Diharja yang turut memfasilitasi pengembangan tempat wisata ini.
Karang Para juga menyajikan berbagai fasilitas seperti gazebo, rumah inap, mushola, aula terbuka, serta toilet umum. Dana pengembangan berasal dari berbagai sumber, termasuk Kecamatan Gunungguruh, CSR SCG sebesar Rp75 juta, Dana Desa untuk pembangunan gapura, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi.
Kuliner Tradisional Jadi Daya Tarik
Tidak lengkap wisata tanpa mencicipi kuliner lokal. Di Karang Para, pengunjung bisa menikmati Nasi Liwet Karang Para, singkong, jagung bakar, kelapa muda, hingga cemilan khas seperti rengginang enye dan opak tradisional.
“Pengalaman wisata yang kami tawarkan adalah holistik—alam, budaya, dan kuliner dalam satu paket,” tutur Camat Kusyana dengan optimis.
Ajang Promosi Desa Wisata
Karang Para juga pernah menjadi lokasi event grasstrack tingkat kabupaten dan provinsi. Pemerintah Desa melalui BUMDes telah mengembangkan sirkuit balap motor yang kini menjadi salah satu ikon wisata minat khusus.
Camat Kusyana berharap, keberhasilan pengembangan Karang Para bisa menjadi contoh pengelolaan desa wisata lainnya. “Desa punya aset. Tugas kami bersama adalah mengemasnya menjadi nilai ekonomi, budaya, dan edukasi,” katanya.
Dengan tagline “Ngala Manggu di Karang Para, Meuli Peuda jeung Peteuy Ngora – Kebonmanggu maju jadi juara, masyarakat kedah sejahtera,” Karang Para bukan hanya soal wisata, tapi gerakan pembangunan desa dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pewarta : Rayrobbend(ADV)