MITRAPOL.com, Jakarta — Polemik dugaan pelecehan di salah satu SMK swasta di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, kembali menjadi perhatian publik. Hal ini terjadi setelah Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat, Diding Wahyudin, memberikan keterangan yang dinilai sebagian pihak tidak sejalan dengan informasi yang sempat beredar sebelumnya.
Dalam keterangannya kepada wartawan pada Jumat (24/10/2025), Diding menegaskan bahwa isu dugaan pelecehan yang beredar di media sosial dan pemberitaan daring tidak benar. Ia menyebut telah melakukan klarifikasi langsung kepada pihak sekolah.
“Kami sudah melakukan pengecekan menyeluruh. Berdasarkan klarifikasi dari kepala sekolah dan jajaran, tidak pernah terjadi kasus pelecehan di SMK Cengkareng seperti yang diberitakan,” ujar Diding di ruang kerjanya.
Diding juga menambahkan bahwa tim Sudin Pendidikan Jakarta Barat I telah turun ke lapangan untuk menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, menurut dia, tidak ditemukan laporan, aduan, maupun bukti terkait dugaan tindakan pelecehan.
Namun demikian, sejumlah pemberitaan media sebelumnya menyebutkan bahwa dugaan peristiwa tersebut sempat dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Barat. Meski laporan itu kemudian dicabut oleh pelapor, penyelidikan sempat dilakukan dan tidak ditemukan unsur pidana.
Kasus ini sempat menarik perhatian publik setelah beberapa unggahan di media sosial dari pihak yang mengaku siswa sekolah tersebut viral. Dalam unggahan itu disebutkan adanya dugaan tindakan tidak pantas di lingkungan sekolah. Unggahan tersebut kini telah dihapus, tetapi sempat menyebar di berbagai platform dan memicu reaksi masyarakat.
Sementara itu, dalam penelusuran Mitrapol.com, terdapat perbedaan keterangan dari Kasudin. Pada Senin (20/10/2025), Diding sempat menyampaikan bahwa kasus tersebut telah diserahkan kepada pihak kepolisian dan menyarankan agar media berkoordinasi dengan kuasa hukum sekolah.
“Silakan berkoordinasi dengan Pak Ichsan, karena sudah diserahkan ke pihak kepolisian. Kita tunggu hasilnya,” tulis Diding melalui pesan WhatsApp kepada awak media.
Pernyataan tersebut dinilai menunjukkan bahwa Kasudin sebelumnya telah mengetahui adanya laporan dugaan pelecehan. Namun, dalam klarifikasi terbarunya, ia menyatakan tidak ada kasus di sekolah tersebut. Perbedaan ini kemudian menimbulkan pertanyaan dari masyarakat terkait konsistensi informasi yang disampaikan.
Beberapa warga dan pemerhati pendidikan di Jakarta Barat berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta melakukan evaluasi dan klarifikasi menyeluruh terhadap pihak-pihak yang terlibat, guna memastikan transparansi penanganan isu di lingkungan sekolah.
“Kalau memang tidak ada kasus, sebaiknya disampaikan secara terbuka dengan bukti dan hasil investigasi resmi. Tapi jika ada perbedaan informasi, penting dilakukan klarifikasi publik agar tidak menimbulkan spekulasi,” ujar salah satu warga Cengkareng yang enggan disebut namanya.
Aktivis pendidikan juga menyerukan agar pemerintah pusat dan daerah memperkuat sistem pencegahan dan penanganan kasus dugaan kekerasan atau pelecehan di lingkungan pendidikan, agar kejadian serupa tidak menimbulkan kebingungan publik di masa mendatang.
Redaksi Mitrapol.com akan terus memantau perkembangan isu ini dan memastikan seluruh informasi disajikan secara berimbang, faktual, dan sesuai prinsip-prinsip kode etik jurnalistik, demi terwujudnya dunia pendidikan yang aman dan berintegritas.












