Nusantara

Meneguhkan Bela Negara di Era Digital: Dari Ketahanan Informasi hingga Solidaritas Kemanusiaan

Admin
×

Meneguhkan Bela Negara di Era Digital: Dari Ketahanan Informasi hingga Solidaritas Kemanusiaan

Sebarkan artikel ini
Meneguhkan Bela Negara di Era Digital: Dari Ketahanan Informasi hingga Solidaritas Kemanusiaan
Meneguhkan Bela Negara di Era Digital: Dari Ketahanan Informasi hingga Solidaritas Kemanusiaan

MITRAPOL.com, Jakarta – Peringatan Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 yang jatuh pada 19 Oktober, dengan tema “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju”, menjadi momentum reflektif bagi seluruh elemen bangsa. Peringatan ini mengingatkan bahwa kemajuan Indonesia tidak lahir dari situasi yang serba mudah, melainkan dari daya tahan kolektif rakyatnya dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia bertumbuh melalui kesiapsiagaan, disiplin, dan ketangguhan nasional. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi penting dalam menjaga keberlangsungan negara, terlebih di tengah dinamika global yang kian kompleks dan penuh ketidakpastian.

Saat ini, tantangan kebangsaan tidak lagi hadir semata dalam bentuk ancaman fisik. Rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi digital, hingga derasnya arus informasi yang mudah dimanipulasi membentuk spektrum ancaman baru yang bersifat multidimensional. Serangan siber, radikalisme, polarisasi sosial, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam merupakan bagian dari realitas yang harus dihadapi bersama.

Peringatan Hari Bela Negara tahun ini juga bertepatan dengan ujian kemanusiaan yang dialami saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akibat bencana alam. Wilayah-wilayah tersebut memiliki catatan sejarah penting dalam perjalanan Republik Indonesia. Aceh, misalnya, dikenal sebagai Daerah Modal yang sejak awal kemerdekaan memberikan dukungan nyata bagi berdirinya negara. Fakta sejarah ini menegaskan bahwa ketahanan nasional selalu bertumpu pada solidaritas dan semangat saling menopang di tengah krisis.

Dalam pidatonya pada Peringatan Hari Bela Negara ke-77, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa cinta tanah air harus diwujudkan melalui tindakan konkret. Membantu korban bencana, menjaga ruang digital dari hoaks dan ujaran kebencian, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan sesuai peran masing-masing merupakan manifestasi nyata bela negara masa kini.

Penegasan tersebut relevan dengan konteks kebangsaan saat ini. Bela negara tidak cukup dimaknai secara simbolik atau seremonial, tetapi harus hadir dalam praktik keseharian warga negara.

Di era digital, peran media dan warga digital menjadi semakin strategis. Pers tetap memegang fungsi penting sebagai penopang demokrasi dan penjaga nalar publik. Namun, di saat yang sama, masyarakat luas—termasuk pengguna media sosial dan konten kreator—telah menjadi aktor utama dalam ekosistem informasi nasional. Setiap konten yang diproduksi dan disebarluaskan membawa konsekuensi sosial: ia dapat memperkuat kohesi kebangsaan, atau sebaliknya memperlebar jurang perpecahan.

Oleh karena itu, bela negara pada era digital juga berarti menjaga ruang publik virtual tetap sehat, beretika, dan bertanggung jawab. Literasi informasi, kecakapan digital, serta kesadaran akan dampak sosial dari setiap unggahan menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya memperkuat ketahanan nasional.

Meneguhkan bela negara pada akhirnya adalah meneguhkan optimisme kebangsaan. Indonesia memiliki modal sejarah, sumber daya manusia, dan nilai gotong royong yang kuat untuk terus melangkah maju. Selama semangat kebersamaan dijaga dan setiap warga menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab, Indonesia akan tetap berdiri kokoh, bergerak maju, dan mampu bangkit menghadapi tantangan zaman.