MITRAPOL.com, Blora Jateng – Suasana pasar desa Kedungtuban kecamatan Kedungtuban kabupaten Blora nampak kembali seperti biasanya setelah melewati suasana lebaran, karena pemudik nampaknya telah kembali ke daerah asal.
Aktifitas di pasar pedesaan ini tidak begitu berpengaruh dengan pemberitaan di TV akan mahalnya beberapa harga bumbu dapur dan kebutuhan pokok karena dipasar ini kenaikan harga masih dalam batas yang wajar tidak terlalu tinggi seperti di kota besar.
Pagi ini hari Sabtu (27/4/24) beberapa pedagang Pasar Kedungtuban merasa resah karena menerima uang palsu dari seorang perempuan paruh baya yang menggunakan uang palsu untuk membeli.
Kejadian tersebut dialami oleh mbah Piyah 62 tahun warga Kedungtuban penjual nasi pecel “saya itu mau negur kok nggak mampu,rasanya lemes karena uangnya putih dan sempat memberi kembalian pada pelaku yang belanja dengan uang 50 ribu” ucap mbh piyah
Kejadian serupa dengan waktu yang sama juga dialami oleh mbak Tun 52 tahun asal Kedungtuban pedagang bumbu masak dan sayuran,”saya masih ingat wajahnya mas kalau ketemu,tadi pelaku belanja habis 52 ribu sempat saya cari tapi sudah tidak ada”ujarnya
Sementara itu penjual kentucky Gunaidi 25 tahun dari desa Cabean kecamatan cepu juga mengalami hal yang sama,ketika di wawancarai reporter Mitrapol di lokasi gunaidi menyampaikan”saya kurang begitu ingat karena kebetulan bareng pembeli lainya saat keadaan ramai jadi kurang memperhatikan pelaku yang menggunakan uang 50 ribu untuk belanja.
Dari beberapa kejadian tadi korban berharap pelaku bisa ditangkap supaya tidak merugikan dan meresahkan pedagang di pasar dan kemungkinan ada beberapa korban lainya yang belum menyadari kalau telah menerima uang palsu,imbuh mbak Tun dengan nada kesal.
Pewarta : Menco












Uang palsu hrsnya pemerintah bertanggung jawab ,jgn asal terbitkan uang baru tp TDK ada kejelasan nilai tambah uang baru ,mlh uang banyak dipalsu dr pecahan 2000 ~100rb banyak beredar dan merugikan masyarakat ,bgmn tanggung jwb pemerintah