MITRAPOL.com, Gunungsitoli — SMA Negeri 1 Gunungsitoli memberikan klarifikasi atas viralnya pemberitaan dan unggahan di media sosial yang menuding pihak sekolah melarang seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar karena keterlambatan pembayaran iuran atau sumbangan sukarela.
Wakil Kepala Sekolah sekaligus Humas SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Otenieli Halawa, dengan tegas membantah tudingan tersebut. Ia menegaskan, sekolah tidak pernah mengeluarkan kebijakan yang membenarkan penolakan siswa dengan alasan administrasi keuangan.
“Kami ingin meluruskan informasi yang beredar. Narasi bahwa siswa dilarang masuk atau mengikuti pelajaran karena belum membayar sumbangan sukarela itu tidak benar,” ujar Otenieli Halawa, Rabu (15/10/2025).
Menurut penjelasan pihak sekolah, peristiwa yang dimaksud terjadi saat seorang siswa berhalangan hadir pada saat ujian karena sakit. Pihak sekolah memfasilitasi ujian susulan bagi siswa tersebut tanpa ada permasalahan apa pun.
Namun, pemberitaan di beberapa media online dan unggahan di media sosial seolah menyudutkan sekolah dengan menyebut penolakan dilakukan karena keterlambatan iuran.
“Sumbangan sukarela dari orang tua bukanlah syarat mengikuti ujian, karena itu bukan kebijakan sekolah. Jadi, pemberitaan tersebut tidak ada hubungannya dengan kebijakan kami,” tegas Otenieli.
Pihak sekolah juga berharap insan pers mengedepankan prinsip verifikasi dan konfirmasi sebelum menyampaikan informasi ke publik, demi menghindari opini yang dapat merugikan dan mencemarkan nama baik lembaga pendidikan.
“Kami meminta media yang telah memberitakan opini tersebut untuk segera melakukan pelurusan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dewan Pers agar kasus ini menjadi perhatian ke depannya,” tambahnya.
Otenieli menegaskan bahwa sekolah memiliki komitmen kuat untuk menjamin hak pendidikan setiap anak tanpa hambatan, termasuk karena alasan ekonomi maupun kondisi kesehatan.
“Hak anak untuk belajar tidak boleh terhambat karena sakit. Kami selalu terbuka berdialog dengan orang tua yang memiliki keluhan,” ujarnya.
Pihak sekolah juga mengimbau masyarakat dan orang tua agar lebih bijak dalam menyikapi informasi di media sosial. Jika terdapat keluhan atau informasi yang perlu diverifikasi, masyarakat dipersilakan untuk langsung menghubungi pihak sekolah agar tidak timbul kesalahpahaman.












