Nusantara

Dorong Hilirisasi Pertanian, Gubernur Lampung Ajak Petani Beralih dari Jual Gabah ke Produksi Beras

Admin
×

Dorong Hilirisasi Pertanian, Gubernur Lampung Ajak Petani Beralih dari Jual Gabah ke Produksi Beras

Sebarkan artikel ini
Gubernur Lampung Ajak Petani Beralih dari Jual Gabah ke Produksi Beras
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nuar Maju, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Jumat (19/12/2025).

MITRAPOL.com, Way Kanan — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nuar Maju, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Jumat (19/12/2025).

Kunjungan tersebut difokuskan pada upaya percepatan hilirisasi sektor pertanian guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani.

Dalam kesempatan itu, Gubernur meninjau langsung fasilitas mesin pengering padi (dryer), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta implementasi Desa Digital.

Ketiga elemen tersebut dinilai menjadi fondasi penting dalam membangun sistem pertanian modern dan berdaya saing di tingkat desa.

Dalam arahannya, Gubernur menegaskan perlunya perubahan pola pikir di kalangan petani, dari praktik menjual gabah basah menjadi mengolah hasil panen hingga bernilai jual lebih tinggi dalam bentuk beras.

Menurutnya, selama ini sebagian besar gabah dari Way Kanan dijual ke daerah lain seperti Pringsewu, Metro, hingga Sumatera Selatan, kemudian kembali dibeli oleh masyarakat Lampung dalam bentuk beras dengan harga yang lebih mahal akibat panjangnya rantai distribusi.

“Saya sudah menghitung, masyarakat Lampung setiap tahun harus mengeluarkan sekitar Rp300 hingga Rp400 miliar akibat selisih harga tersebut,” ujar Gubernur.

Untuk mengatasi persoalan itu, Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan pembangunan ratusan unit mesin pengering padi di desa-desa sentra produksi pada tahun depan.

Langkah ini diharapkan mampu menjaga kualitas gabah sekaligus menstabilkan harga di tingkat petani.

Di Kecamatan Buay Bahuga, Gubernur mengapresiasi keberadaan Rice Milling Unit (RMU) yang dinilai siap beroperasi. Ia pun mendorong pemerintah daerah setempat agar segera memproduksi dan memasarkan beras kemasan lokal.

“Saya minta Februari 2026 sudah ada peluncuran ‘Beras Way Kanan’. Pasarkan melalui koperasi, BUMDes, hingga warung-warung lokal. Biarkan masyarakat Way Kanan mengonsumsi beras hasil tanam petani sendiri. Inilah makna hilirisasi,” tegasnya.

Terkait ketahanan pangan nasional, Gubernur menyebut bahwa pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sektor pertanian menjadi prioritas utama.

Hal ini ditandai dengan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk padi dan jagung, serta jaminan ketersediaan pupuk bersubsidi dengan potongan harga hingga 20 persen.

Ia menambahkan, kelancaran distribusi pupuk subsidi turut mendongkrak produksi padi Lampung secara signifikan, dari 2,7 juta ton menjadi 3,2 juta ton pada tahun ini.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung juga menggulirkan program Pupuk Organik Cair gratis di setiap desa, dengan target menjangkau 100 persen desa pada tahun 2026. Uji coba program ini menunjukkan peningkatan produktivitas lahan hingga 15–20 persen.

“Yang bisa bertahan adalah mereka yang mampu beradaptasi dan berkolaborasi. Tujuan kita satu, bagaimana masyarakat Lampung, khususnya Way Kanan, menjadi makmur. Mari jadikan lima tahun ke depan sebagai momentum Way Kanan menjadi maju, sejahtera, dan mampu memakmurkan rakyatnya,” pungkas Gubernur.