MITRAPOL.com, Buton Utara Sultra – Warga desa E’elahaji Kecamatan Kulisusu Kabupaten Butur menyayangkan sikap Dinas SDA dan BM Provinsi Sultra karena ruas jalan provinsi Lambale Ereke tak kunjung diaspal, hanya janji-janji belaka, ungkap Ryan Ode’ salah satu tokoh pemuda masyarakat Butur saat ditemui di lokasi Rabu, 4 Oktober 2023
Karena kesal dengan kondisi jalan yang berdebu, sejumlah warga melakukan aksi protes dengan menanam pohon pisang dan pohon kelapa disejumlah ruas jalan
Karena itu masyarakat Buton Utara meminta kepada Pj Gubernur sultra, Kadis SDA dan Bina Marga Prov. Sultra untuk serius dalam menangani jalan provinsi yang ada di wilayah Buton Utara tepatnya diruas jalan Lambale – Ereke.
Akibat jalanan rusak dan berlubang kerap sekali menimbulkan kecelakaan lalulintas, bukan hanya itu saja kondisi jalan yang berdebu itu menimbulkan sejumlah anak-anak terserang penyakit ispa dan anak sekolah sangat terganggu dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar akibat debu bertebaran dan masuk dalam ruangan sekolah sehingga mengakibatkan sejumlah murid mengalami gangguan pernafasan, ujar Ryan Ode dengan nada kesal.
Terkait dengan itu masyarakat butur menegaskan kembali kepada Pj Gubernur Sultra, Andap Budi Revianto agar segera mengambil langkah tegas dan memerintahkan Kadis SDA dan BM Provinsi Sultra Pahri Yamsul serta Kabid Binamarga Harmunadin untuk segera menganggarkan dan memprioritaskan anggaran pengaspalan di ruas jalan Ereke-Lambale pada pembahasan APBD provinsi tahun 2024
Saat ini masyarakat Buton Utara khususnya warga Desa E’elahaji tidak menginginkan setiap hari menghirup debu yang pada akhirnya dapat menganggu kesehatan tubuh. Yang kami inginkan ‘ sambung dia ‘ segera dilakukan pengaspalan jalan provinsi yang berada di wilayah Buton Utara yaitu ruas jalan Lambale-Ereke, Ronta, Lambale dan Langkumbe.
Kecelakaan sering terjadi akibat jalan rusak dan berlubang ditambah debu apalagi dimusim kemarau ini, masyarakat banyak terserang penyakit ispa, Anak-anak sekolah dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar selalu saja mengalami gangguan pernafasan juga selalu terhenti proses kegiatan belajarnya karena debu masuk keruangan sekolah, ungkapnya
Lantas ia juga menambahkan selain itu juga makanan yang dikonsumsi warga setempat tidak higienis lagi alias tidak sehat akibat debu masuk dan sampai kedapur rumah warga.
Pewarta : David Wiridin