MITRAPOL.com, Jakarta – Kabar meninggalnya ulama kharismatik Aceh, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, yang lebih dikenal dengan sapaan Tu Sop atau Ayah Sop, membawa duka mendalam bagi masyarakat Aceh.
Ucapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Ummat Aceh, Dr. H. Jamai Suni, S.E., M.M., yang menyampaikan rasa dukanya melalui media di Jakarta, Minggu (8/9/24).
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. elah berpulang kerahmatullah Ulama Kharismatik Aceh Tgk Muhammad Yusuf A Wahab dengan sapaan Tu Sop atau Ayah Sop,” ungkap Jamai Suni, mengonfirmasi kabar duka yang telah menyebar melalui media massa dan dari kerabat dekat almarhum.
Atas nama pribadi dan organisasi, Jamai Suni menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kehilangan sosok ulama yang dihormati oleh masyarakat Aceh.
“Ya, Kami dari pengurus Partai Ummat Aceh ikut belangsungkawa dan rasa duka sedalam dalamnya atas kepergian Alm dan tentunya kami merasa sangat kehilangan, beliau adalah tokoh agama kharismatik Aceh,” lanjutnya.
Jamai Suni mendoakan agar Allah SWT menerima seluruh amal kebaikan almarhum, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkannya di surga-Nya.
“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Kita juga doakan agar masyarakat Aceh dan murid-murid beliau dapat menerima kabar ini dengan ikhlas,” tambahnya.
Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah di Desa Blang Mee, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, meninggal dunia di Jakarta pada Sabtu, 7 September 2024, setelah sehari sebelumnya tiba dari Banda Aceh. Beliau wafat pada usia 60 tahun.
Sebelumnya, almarhum sempat dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh akibat kelelahan, namun hanya sehari sebelum diperbolehkan pulang.
Almarhum kemudian berangkat ke Jakarta bersama bakal calon Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Selain dikenal sebagai ulama kharismatik, Tu Sop juga maju sebagai calon Wakil Gubernur Aceh pada Pilkada 2024 mendampingi Bustami Hamzah. Namun, Tuhan berkehendak lain, dan kini Aceh berduka atas kepergian sosok ulama besar yang begitu dihormati. (Yape Gulo)
