MITRAPOL.com, Jakarta – Konser live musik bertajuk Faris Rarampa Dance & Sing yang digelar di sebuah kafe-resto kawasan Mahakam Raya 2, Kebayoran Baru, Jakarta, akhir pekan lalu, menghadirkan penampilan spesial dari salah satu tokoh perempuan inspiratif di dunia musik Indonesia — Ussy Pieters.
Saat ditemui oleh tim Mitrapol, Sabtu malam (19/7) Ussy Pieters menceritakan perjalanan hidupnya yang sarat dedikasi terhadap dunia musik. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Herman Pieters (alm.), seorang mantan Panglima Kodam pertama untuk wilayah Maluku dan Irian serta ajudan Presiden Soekarno di era 1960-an, dan Martha Esterlina Suisa (almh.).
Masa kecil Ussy dihabiskan di Bandung dan Jakarta. Ia mengenyam pendidikan di TK Santa Maria Bandung, TK Istana Jakarta, SD Santa Theresia, SMP Kristen III, hingga SMA Tarakanita Jakarta. Sejak kecil, Ussy telah menunjukkan bakat dan ketertarikan pada dunia musik, khususnya bernyanyi dan memainkan alat musik.
Di bangku SMA, ia aktif di berbagai kegiatan musik seperti vocal group, drum band, dan mulai belajar gitar. Ia juga belajar vokal kepada Pranadjaja, biola kepada Idris Sardi, serta mengikuti pendidikan musik di Sekolah Musik Yamaha Jakarta.
Keputusan besar diambil Ussy usai lulus SMA: ia memilih belajar harpa di Conservatorium St. Cecilia, Roma, Italia. Selama 11 tahun (1975–1986), ia menempuh pendidikan tinggi di sana dan meraih gelar Master of Music and Harp serta Doctor of Music. Tak hanya itu, ia juga mendalami seni vokal opera di institusi yang sama.
“Harpa itu musik para malaikat. Suaranya lembut, anggun, dan menenangkan. Saya jatuh cinta pada harpa sejak sering menonton orkestra bersama ayah,” ungkap Ussy yang mengaku sempat dikenal sebagai gadis tomboy di masa kecilnya.
Setelah kembali ke tanah air, Ussy menjadi pionir dalam memperkenalkan harpa ke industri musik Indonesia — tidak hanya untuk musik klasik, tetapi juga untuk genre populer. Ia tampil bersama banyak musisi ternama seperti Addie MS (Twilite Orchestra), Dwiki Dharmawan, Elfa’s Big Band, Idris Sardi, Opick, dan Hadad Alwi.
Ussy juga mendirikan Ussy Pieters Music School (UPMS) pada 2003 dan Ussy Pieters Choir (UPC) pada 2012. Selain itu, ia aktif melatih berbagai kelompok paduan suara lintas usia dan komunitas, termasuk Seruni Choir Mitra Seni Indonesia, Komunitas Cinta Berkain Indonesia Choir, hingga Jakarta Medical Choir.
Kiprah Ussy tidak hanya di atas panggung, tetapi juga di balik layar sebagai konduktor, penggubah lagu, guru vokal, dan juri di berbagai festival musik nasional maupun internasional. Ia bahkan pernah menjadi pengajar vokal di ajang Akademi Fantasi Indosiar Junior dan memimpin parade musik remaja tingkat DKI Jakarta.
Dalam karier panjangnya, Ussy telah tampil di berbagai panggung prestisius, mulai dari Istana Negara, festival musik internasional di Spanyol, Italia, Korea Selatan, Filipina, hingga berbagai acara kenegaraan dan kebudayaan di dalam negeri.
Beberapa penghargaan yang pernah ia raih antara lain:
• The Best Harpist in ASEAN (1994–1995)
• Anugerah Wanita Berprestasi di Bidang Seni dari Departemen Pariwisata dan PRADA (2000)
• Penghargaan Menteri Sosial sebagai harpist dalam peringatan Hari Pahlawan (2019)
• Abinayha Nispatti dari Mitra Seni Indonesia sebagai musisi yang telah berkarya lebih dari 30 tahun (2021)
Ussy juga mendirikan Ussy Pieters Band, Drum Corps, serta kerap menjadi penggagas dan direktur artistik dalam berbagai konser, seperti 3 Dekade Cinta Chrisye dan Charity Night with Love.
Terbaru, pada 15 Juni 2025 lalu, Ussy merilis single berjudul “Sampai Kapan” ciptaan Otte Abadi, dalam sebuah acara peluncuran yang digelar di Hotel Cosmo Amaroossa, Jakarta Selatan.
Dengan kiprah yang konsisten dan penuh dedikasi selama lebih dari tiga dekade, Ussy Pieters tak hanya dikenal sebagai maestro harpa Indonesia, tetapi juga sebagai sosok inspiratif yang menjadikan musik sebagai sarana perjuangan, pembinaan generasi, dan pemersatu bangsa.
Pewarta : Desy