JakartaOpini

Prabowo Subianto Hidupkan Kembali Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia di Forum Dunia

Admin
×

Prabowo Subianto Hidupkan Kembali Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia di Forum Dunia

Sebarkan artikel ini
Prabowo Subianto Hidupkan Kembali Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia di Forum Dunia
Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandara John F. Kennedy, New York, Amerika pada 21 September 2025 (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Oleh: Aat Surya Safaat*

MITRAPOL.com, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tiba di New York, Amerika Serikat, pada 21 September 2025 setelah melakukan kunjungan singkat ke Jepang. Kehadirannya di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menandai kembalinya pemimpin Indonesia berbicara di forum dunia setelah lebih dari satu dekade absen.

Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada 23 September 2025 sebagai pembicara ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sidang tahunan ini berlangsung pada 9–23 September 2025 dengan mengangkat tema “Better Together: 80 Years and More for Peace, Development, and Human Rights”.

Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, Prabowo menunjukkan komitmen menghidupkan kembali politik luar negeri bebas aktif yang pernah membuat Indonesia disegani dunia. Namun, pendekatan yang kini diterapkan lebih tegas, aspiratif, dan proaktif, tetap berlandaskan kepentingan nasional.

Politik Luar Negeri Bebas Aktif dalam Konteks Baru

Politik luar negeri bebas aktif merupakan warisan pemikiran Bung Hatta dalam karya legendaris Mendayung di Antara Dua Karang. Bebas berarti tidak terikat pada blok tertentu, sementara aktif berarti ikut berperan menjaga perdamaian dan ketertiban dunia.

Di era Prabowo, prinsip ini diterjemahkan dalam bentuk diplomasi yang lebih berani. Kehadiran di forum internasional, kunjungan kenegaraan, hingga penguatan jaringan global menunjukkan keseriusan Indonesia untuk tidak sekadar menjadi “penonton”, melainkan salah satu penentu arah geopolitik dunia.

Prabowo juga menegaskan dukungan terhadap perjuangan Palestina, sejalan dengan amanat konstitusi untuk menentang segala bentuk penjajahan.

Tantangan dan Arah Diplomasi Indonesia

Meski demikian, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Kompleksitas geopolitik global, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta situasi ekonomi domestik menuntut diplomasi yang luwes namun konsisten.

Indonesia harus mampu menjaga hubungan baik dengan kedua raksasa ekonomi dunia tersebut, sekaligus memperkuat peran di ASEAN. Dalam visi Prabowo, Indonesia akan tampil sebagai pemain kunci, khususnya dalam bidang perdamaian, ketahanan maritim, dan penguatan pertahanan.

“Si vis pacem, para bellum—jika mendambakan perdamaian, bersiaplah menghadapi perang,” menjadi prinsip yang sejalan dengan strategi peningkatan anggaran pertahanan dan pembangunan kedaulatan maritim yang kuat.

Prabowo, Jaringan Internasional, dan Diplomasi Indonesia

Latar belakang pendidikan militer di Fort Bragg, Amerika Serikat, serta jejaring luas dengan tokoh dunia seperti Raja Abdullah II dari Yordania, membuat Prabowo memiliki modal diplomasi yang berbeda. Ditambah lagi, dukungan Menteri Luar Negeri Sugiono yang memahami prinsip bebas aktif menjadikan arah politik luar negeri Indonesia semakin kokoh.

Dengan kombinasi pengalaman, jaringan, dan ketegasan, Presiden Prabowo siap meneguhkan kembali posisi Indonesia di forum global sebagai negara yang disegani, mandiri, dan konsisten memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus perdamaian dunia.

 

*Aat Surya Safaat adalah Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York tahun 1993 – 1998 dan Direktur Pemberitaan ANTARA tahun 2016. Saat ini wartawan senior itu mendapat amanah sebagai Direktur Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat.