Jakarta

BLC PSNCHAIN Diklaim Hadirkan Pendekatan Baru Kripto, Teungku Raju Disebut “Satoshi Modern”

Admin
×

BLC PSNCHAIN Diklaim Hadirkan Pendekatan Baru Kripto, Teungku Raju Disebut “Satoshi Modern”

Sebarkan artikel ini
BLC PSNCHAIN Diklaim Hadirkan Pendekatan Baru Kripto
Teungku Muhammad Raju, CEO sekaligus Founder PSNCHAIN

MITRAPOL.com, Jakarta — Enam belas tahun setelah Bitcoin diperkenalkan oleh sosok anonim bernama Satoshi Nakamoto, wacana mengenai evolusi aset kripto kembali mencuat. Kali ini datang dari Indonesia, melalui inovasi yang diklaim dikembangkan oleh Teungku Muhammad Raju, CEO sekaligus Founder PSNCHAIN, lewat token digital bernama BLC (Blocoin).

Dalam pemaparan terbatas kepada komunitas kripto, Teungku Raju menyampaikan pandangannya bahwa Bitcoin merupakan fondasi penting dalam sejarah keuangan digital, namun menurutnya masih menyisakan sejumlah tantangan, terutama terkait volatilitas harga yang tinggi.

“Satoshi Nakamoto memberikan konsep kelangkaan yang luar biasa. Namun dalam praktiknya, volatilitas Bitcoin sangat tinggi dan kerap menyulitkan masyarakat awam untuk menjadikannya sebagai instrumen keuangan yang stabil,” ujar Teungku Raju dalam keterangannya.

Menurut dia, fluktuasi harga yang tajam membuat aset kripto kerap dipersepsikan lebih sebagai instrumen spekulatif dibandingkan alat lindung nilai atau transaksi sehari-hari. Pandangan inilah yang mendorong PSNCHAIN mengembangkan ekosistem BLC dengan pendekatan yang berbeda.

Pendekatan Sistemik pada Token BLC

Teungku Raju menjelaskan bahwa BLC dirancang dengan tetap mempertahankan prinsip dasar kelangkaan, yakni pasokan tetap sebanyak 21 juta token, serupa dengan Bitcoin. Namun, ia mengklaim terdapat sejumlah mekanisme tambahan yang diterapkan untuk mengurangi volatilitas dan risiko manipulasi pasar.

Beberapa fitur yang disampaikan antara lain mekanisme kenaikan harga terprogram (auto-increment), yang diklaim bertujuan menciptakan pola pertumbuhan yang lebih terukur. Selain itu, terdapat pula pembatasan penjualan dalam jumlah besar (limit-sell system) yang dimaksudkan untuk meminimalkan dampak aksi jual masif oleh pemegang aset besar atau whale.

“Kami ingin membangun aset digital yang lebih terstruktur, bukan sekadar mengikuti dinamika pasar tanpa kendali,” kata Teungku Raju.

Selain dari sisi mekanisme pasar, BLC juga diklaim memiliki dukungan aktivitas usaha riil melalui sektor kesehatan yang berada dalam ekosistem PSNCHAIN, yakni PSN Medcare. Pendekatan ini, menurut pengembangnya, ditujukan untuk memberikan dasar fundamental yang lebih jelas dibandingkan kripto konvensional yang sepenuhnya bergantung pada kepercayaan pasar.

Klaim sebagai Alternatif, Bukan Pesaing

Meski sejumlah pihak menyebut Teungku Raju sebagai “Satoshi modern”, ia menegaskan bahwa inovasi yang dikembangkannya tidak dimaksudkan untuk menggantikan Bitcoin, melainkan sebagai alternatif pendekatan dalam pengembangan aset digital.

“Bitcoin adalah tonggak sejarah. Kami tidak meniadakannya, tetapi mencoba menawarkan model yang menurut kami lebih relevan untuk kebutuhan masyarakat luas saat ini,” ujarnya.

Ke depan, efektivitas dan keberlanjutan model yang ditawarkan BLC masih akan sangat bergantung pada penerimaan pasar, regulasi, serta transparansi pengelolaan ekosistemnya. Sejumlah pengamat menilai bahwa inovasi kripto perlu diuji secara berkelanjutan agar tidak hanya menjanjikan stabilitas secara konsep, tetapi juga dalam praktik jangka panjang.