MITRAPOL.com, Bandar Lampung – Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUD-AM) sebagai Rumah Sakit rujukan utama dan berstatus kelas A di Provinsi Lampung diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik, termasuk dalam sistem administrasi. Namun, ternyata belum semua layanan berjalan sesuai standar. Pasalnya, nota pembayaran yang diberikan kepada pasien masih menggunakan tulisan manual, bukan sistem komputerisasi.
Kasus ini dialami salah satu orang tua pasien berinisial M, warga Kabupaten Lampung Timur. Ia mengaku menemukan kejanggalan saat membayar biaya perawatan anaknya, AB, yang merupakan peserta BPJS Kesehatan Mandiri kelas 2.
“Anak kami naik kelas ke VIP dan dirawat selama 10 hari. Pada saat pembayaran, kasir mengatakan perhitungan belum selesai, jadi kami menitipkan Rp5 juta sebagai uang muka. Beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit mengabarkan total biaya Rp7 juta setelah klaim BPJS. Kami lalu mentransfer Rp2 juta untuk pelunasan. Namun, nota pembayaran hanya ditulis tangan. Wajar kami merasa curiga,” ungkap M kepada wartawan, Senin (1/9/2025).
Menanggapi hal ini, tim media kemudian meminta klarifikasi ke pihak RSUD Abdul Moeloek. Desy, Humas RSUD-AM, menjelaskan bahwa kendala tersebut terjadi akibat sistem manajemen rumah sakit (SMRS) yang belum sepenuhnya berjalan optimal.
“Terima kasih atas laporannya. Kendala ini memang terkait dengan sistem SMRS yang masih dalam tahap pembaruan, sehingga beberapa nota pembayaran masih dibuat manual. Kami mohon maaf dan akan terus berupaya memperbaiki layanan,” jelas Desy.
Hal senada disampaikan Ery, petugas administrasi yang menangani perhitungan biaya pasien AB. Ia menegaskan bahwa biaya yang ditagihkan sudah sesuai aturan.
“Pasien memang naik kelas dari BPJS Mandiri kelas 2 ke VIP, dan semua perhitungan sudah sesuai. Kendala hanya ada pada sistem SMRS yang sejak awal 2025 mengalami perubahan. Sebelumnya sistem pembayaran terkoneksi baik melalui pihak ketiga, namun sejak 13 Januari 2025 kebijakan pimpinan meminta agar dikelola secara mandiri,” jelasnya.
Ery menambahkan, akibat perubahan tersebut, beberapa proses administrasi terpaksa dilakukan manual. “Kami tidak mengada-ada, semua sesuai data pelayanan ruangan. Hanya saja sistemnya belum stabil,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, masyarakat wajar mempertanyakan kesiapan RSUD Abdul Moeloek dalam memberikan pelayanan administrasi yang profesional. Terlebih, rumah sakit tersebut merupakan rujukan utama di Lampung dengan beban layanan besar.
Ke depan, Mitrapol akan meminta tanggapan dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung agar perbaikan sistem dapat segera dilakukan demi meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.