MITRAPOL.com, Lebak-Banten — Fenomena langit berwarna merah tampak menghiasi wilayah Lebak Selatan, Banten, pada Kamis sore (18/12/2025). Pemandangan tidak biasa tersebut terlihat di sejumlah kecamatan, antara lain Gunungkencana, Malingping, Bayah, Sawarna, dan wilayah sekitarnya, sehingga mengundang decak kagum warga.
Fenomena langit merah itu terjadi menjelang matahari terbenam, sekitar pukul 17.40 WIB hingga 18.55 WIB. Banyak warga mengabadikan momen tersebut melalui foto dan video, lalu membagikannya di media sosial maupun aplikasi pesan singkat.
Salah seorang warga Lebak Selatan, Ade, mengaku terpesona saat menyaksikan langit berwarna merah menjelang waktu Magrib. Menurutnya, pemandangan senja kali ini berbeda dari biasanya.
“Biasanya warna langit saat senja kuning keemasan, tapi sore ini justru terlihat merah. Saya lihat dari dalam rumah saat hendak salat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Imas, warga yang berada di kawasan Goa Langir, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah. Ia menyebutkan bahwa langit memerah terlihat jelas di wilayah pesisir selatan Lebak.
“Tadi sore langit di Sawarna juga tampak merah,” katanya.
Fenomena langit merah bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Peristiwa serupa pernah menghebohkan warga di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pada 19–20 Oktober 2024 lalu.
Saat itu, Kepala BMKG Medan, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa fenomena langit merah dipengaruhi oleh tingginya kelembapan udara, keberadaan awan, serta banyaknya partikel debu di atmosfer.
“Pada kondisi matahari berada dekat horizon, cahaya kemerahan dihamburkan oleh awan dan bercampur dengan latar biru langit, sehingga menimbulkan warna jingga, keunguan, atau kemerahan,” jelas Hendro dalam keterangannya, Senin (21/10/2024).
Ia menambahkan, warna langit sangat dipengaruhi oleh posisi matahari, molekul di atmosfer bumi, panjang gelombang cahaya, serta kepekaan mata manusia.
“Ketika matahari berada di posisi tinggi pada siang hari, atmosfer menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru dan ungu, sehingga langit tampak biru,” ujarnya.
Sebaliknya, saat matahari berada pada posisi rendah, seperti pagi atau senja, cahaya matahari harus melewati lebih banyak lapisan atmosfer. Cahaya biru akan terhambur dan menghilang, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang, yakni merah, menjadi lebih dominan.
“Inilah sebabnya langit tampak kemerahan saat matahari terbit atau terbenam. Pada kondisi tertentu, terutama saat musim hujan, warna langit bisa tampak oranye atau keunguan,” kata Hendro.












