Opini

Syekh. H. Zaini Ruslan, Pionir tarekat di tanah Bangka Belitung

Admin
×

Syekh. H. Zaini Ruslan, Pionir tarekat di tanah Bangka Belitung

Sebarkan artikel ini
Syekh. H. Zaini Ruslan, Pionir tarekat di tanah Bangka Belitung
Syekh. H. Zaini Ruslan

Oleh : Muhammad Ikbal, S.STP
Asn/Ketua Yayasan Syekh. H. Zaini Ruslan

MITRAPOL.com, Babel – Perkembangan tasawuf Nusantara erat kaitannya dengan penyebaran pokok pokok ajaran islam, dan tentunya tidak terlepas dari jasa para sufi termasuk di Sebagian wilayah Indonesia yaitu bangka Belitung. Dengan letaknya yang strategis dari posisinya pada jalur rempah Indonesia, juga memberikan effect langsung pada penyebaran paham agama tidak terkecuali islam sendiri di provinsi kepulauan Bangka Belitung ini.

Terlahir pada tahun 1949, dari seorang saudagar di pulau terpencil bernama pulau liat dan lumrah dengan sebutan desa pongok di kabupaten Bangka Selatan, tidak menyurutkan keinginan Syekh. H. Zaini Ruslan untuk berdikari dan mandiri dengan skillnya mengikuti jejak seorang ayah Ki’ Selan (sapaan akrab) memulai usahanya sendiri, dimulai menjadi seorang pedagang es batu sampai harus menjadi kontraktor mitra pemerintah daerah. Tinggal di wilayah pertambangan, dengan kondisi pasang surut perekonomian memaksa laki laki yang akrab di sapa Pak Ndai juga harus mencicipi terjun merasakan langsung sebagai pengusaha tambang inkovensional.

Selain dikenal sebagai pengusaha aktif, sebagai warga nahdlyin pada tahun 1987 Syekh. H. Zaini Ruslan menerima mandat sebagai pengurus NU bidang dakwah sebagaimana tertuang dalam SK kepengurusan pada tahun 1987. Dan yang pada masa itu syekh. H. Zaini Ruslan juga dipercayakan untuk menakhodai Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Indonesia ( JATMI ) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Seiring dengan penerapan undang undang otonomi daerah,sehingga banyak provinsi baru bermunculan salah satunya adalah povinsi kepulauan Bangka Belitung diikuti dengan pemekaran 1 kota dan 6 kabupaten yang salah satu di antaranya adalah kabupaten Bangka Selatan Dimana pria yang akrab di sapa Pak Ndai di besarkan. Oleh karena pada akhirnya seluruh elemen harus di hidupkan dan bertambahnya kebutuhan akan perangkat tidak terkecuali organisasi mitra pemerintah daerah setempat yang salah satunya adalah Majelis Ulama Indonesia dst. Getol akan paham ahlussunnah wal jamaah, kiprah Syekh. H. Zaini Ruslan semakin menjadi perhatian pemerintah setempat, yang pada akhirnya oleh kepala daerah setempat meminta agar beliau bisa menakhodai Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bangka Selatan atas dasar meminimalisir unsur unsur kepentingan politik maupun golongan.

JEJAK SUFI

Salah satu tarekat sufi utama di Indonesia adalah Tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah, yang mana Abuya DR. Syekh. H. Jalaludin selaku Syekh MURSYID Tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah silsilah ke 35 tidak hanya dikenal karena sebagai anggota MPRS namun juga kepemimpinannya di tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah. beliau memainkan perannya dalam melawan persebaran kekuatan Kolonial belanda dengan mendirikan Persatuan Pembela Tarekat Islam dan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PPTI.

Buya jalaludin sapaan akrab beliau, dari sekian banyak murid dan pengikutnya, dan dari sebanyak murid beliau yang di angkat sebagai Mursyid silsilah ke 36, dari 4 (empat) orang yang di tauliahkan beliau adalah tempat Syekh. H. Zaini Ruslan menimba ilmu yaitu Abuya Syekh. H. Moch. Khatib, Abuya DR. Syekh. KH. Abdul Jabbar Malik, Abuya DR. Syekh. Musytari Al Baronty dan Abuya DR.. Syekh. Salman Da’im Al Kholidi bandar tinggi simalungun sumatera utara, dan 3 (tiga) orang diantaranya sudah menginjakan kakinya secara langsung di tanah Bangka Belitung.

Di usianya yang masih 20 tahun, lahirlah seorang pengembara tarekat, terlahir sebagai insan tasawuf yang pada kondisi social masyarakat masih tertutup namun di sisi lain sekecil jarum patah pun akan menjadi sorotan oleh pengendali pemerintahan pada saat itu. Stigma aliran dan sebutan kaum baru masih mendominasi, bahkan sampai penghakiman sesat. System dakwah masih menganut door to door, tidak seperti era sekarang pegang android bisa mengakses apa itu tarekat, tasawuf dan apa itu mursyid.

Dahulu sulit menemukan halqah, di era sekarang malah tamu negara dan kepala pemerintahan duduk berdampingan dengan seorang mursyid dalam satu halqah.

Diperkirakan Pada tahun 1969, Syekh.H.zaini ruslan dipertemukan dengan seorang pembimbing sekaligus guru yang mursyid dan menerima bai’at talqin untuk pertama kalinya dari Syekh. H. Mochammad Khatib Silsilah ke 36 Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah. bertahun tahun mejalani sistem dakwah door to door dan belom ada aktivitas mengumpulkan jamaah dalam satu halqah.

Setelah masuk usia uzur abuya syekh. H. moch. Khatib, dalam keadaan sakit beliau masih dipertemukan dengan seorang teman sejawat dan seperguruan masuk wilayah Bangka Belitung tepatnya di wilayah kecamatan tukak sadai saat ini dmana wilayah ini adalah tempat ke duanya bermukim pertama kalinya untuk berdakwah di pulau Bangka yaitu Abuya DR. Syekh. KH. Abdul Jabbar Malik yang juga seorang silsilah ke 36 Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah asli mukim sumatera selatan.

Kholidiyah Jalaliyah yang juga sebagai Wakil Talqin TQN Suryalaya wilayah SUMBAGSEL.
Setelah kepergian abuya syekh.H. Moch. Khatib pemegang estafet wilayah dakwah terus dilanjutkan oleh abuya DR.syekh. KH. Abdul Jabbar Malik dan Syekh.H. Zaini Ruslan pun melanjutkan berguru kepada beliau dan tetap sebagai khalifah para mursyid TNAJ unttuk wilayah Bangka Belitung.

Selain berguru dengan 4 (empat) orang mursyid yang tadi di sebutkan, bahwa Syekh. H. Zaini Ruslan juga meninggalkan jejak pernah berguru di Tuan Syekh. Ibrahim Kumpulan Pasaman Sumatera Barat. Namun setelah kepergian Syekh. H. Zaini Ruslan tepat hari jum’at waktu subuh pada tangggal 17 Nopember 2023, berselang 100 hari setelah kepergian beliau, penulis yang juga selaku anak biologis dan murid ruhani beliau, menerima penyerahan dari istri beliau bukti zahir berupa ijazah yang juga di tandatangan basah langsung oleh DR. Syekh. H. Jalaludin yang adalah silsilah ke 35 Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah Indonesia. Yang mana sampai hari ini penulis juga masih menelaaah dan mencari bukti lain bahwa Syekh. H. Zaini Ruslan juga pernah langsung berguru kepada DR. Syekh. H. Jalaludin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *