Nusantara

Kagum dengan Etos Kerja PMI, Rumah Sakit Arab Saudi Buka Peluang Kerja Sektor Keperawatan

Admin
314
×

Kagum dengan Etos Kerja PMI, Rumah Sakit Arab Saudi Buka Peluang Kerja Sektor Keperawatan

Sebarkan artikel ini

MITRAPOL.com, Jakarta – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima audiensi Rumah Sakit Internasional Dr. Sulaiman Al Habib Hospital Arab Saudi. Audiensi berlangsung di Kantor BP2MI, Jakarta, Rabu (8/2/2023),

Pertemuan tersebut dilakukan untuk menjajaki kerja sama dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sektor kesehatan dan keperawatan.

Vice President Medical Affairs Al Habib Medical Group, Prof. Sulaiman Al Majed, menyatakan bahwa Al Habib Medical Group (HMG) bertekad menjadi rumah sakit nomor satu di Semenanjung Arab, bahkan di Eropa. Imbuhnya, HMG berencana mendirikan 9 rumah sakit baru di Dubai, Bahrain, dan Italia.

“Maka dari itu HMG membuka peluang tenaga keperawatan migran sampai dengan 4000 orang. Perawat dari Indonesia sangat disukai karena etos kerja yang baik, caring, serta cepat bertindak. Tidak hanya pada ruang lingkup rumah sakit, pasien juga turut memberikan apresiasinya kepada pekerja asal Indonesia,” ungkapnya.

Kendala yang Sulaiman hadapi sekarang adalah kebutuhan akan tenaga keperawatan yang mencapai 2500 PMI, untuk rumah sakit HMG baru yang akan beroperasi sekitar Juli 2023. Dengan reputasi yang dimiliki PMI, Ia ingin Indonesia memenuhi mayoritas kuota tersebut.

“Kami berharap proses penempatan PMI sektor keperawatan terpenuhi pada Juli 2023 kelak. Jangan Khawatir, kami sangat memperhatikan kesejahteraan pekerja migran yang bekerja pada HMG, seperti penjemputan di bandara, bantuan kartu operator telepon, pendampingan pengiriman uang ke negara asal, pendalaman pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan keperawatan lanjutan, dan lain sebagainya,” paparnya.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengapresiasi Al Habib Medical Group (HMG) yang menyediakan peluang tenaga kerja sektor keperawatan, serta fasilitas yang diberikan HMG kepada PMI.

Benny mengungkapkan, selama ini HMG telah bekerjasama dalam penempatan PMI pada sektor Private to Private (P to P), dimana pada P to P, posisi lembaga negara RI tidak dapat mengintervensi dalam penempatan dan pelindungan PMI secara menyeluruh.

“Tetapi, kami mempunyai skema Government to Private (G to P), dan menawarkannya kepada HMG untuk penjajakan kerjasama. Tidak ada paksaan tentunya, HMG bebas ingin memilih skema apapun. Tetapi dengan skema G to P, BP2MI mempunyai kontrol dan pengawasan penuh atas penempatan dan pelindungan PMI,” tuturnya.

Tidak sulit menyediakan PMI di sektor keperawatan menurut Benny, karena selama masa jabatannya, BP2MI telah melakukan MOU dengan 75 institusi / lembaga pendidikan yang mencetak lulusan keperawatan.

“Berikut adalah ruang Command Center yang memuat data detail PMI seperti tanggal berangkat, tujuan negara, domisili PMI di sana, jumlah aduan, status penyelesaian masalah PMI terkendala, dan sebagainya. Ini adalah wujud pelindungan menyeluruh jika Lembaga Pemerintah terlibat dalam penempatan PMI,” pungkas Benny.

 

Pewarta : Yape/Hms

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *