MITRAPOL.com, Sulut – Pengurus dan anggota PWI di 15 Kabupaten/Kota se-Sulawesi Utara, menyatakan tindakan Vanny Laupatty telah melecehkan Organisasi PWI. Vanny Laupatty diketahui bukan lagi anggota PWI Sulut, ini dibuktikan dengan KTA PWI milikny yang sudah 10 tahun lebih tidak diperpanjang dan sesuai PD/PRT dinyatakan gugur dengan sendirinya.
Hal tersebut disampaikan Voucke Lontaan, Ketua PWI Sulut periode 2021-2026, usai menghadiri rapat pengurus PWI Sulut, Jumat (28/2/25).
“Ini ada hal yang aneh. Sudah bukan anggota PWI Sulut menerima SK Plt Ketua PWI Sulut. Kami pasti akan telusuri siapa orang dibelakangnya, ataukah diduga mencatut nama sebagai Ketua Tim Media Center Bapak Gubernur Sulut Mayjen (Purn) Yulius Komaling sehingga diberikan SK Plt Ketua PWI Sulut oleh Zulmansyah Sekedang sebagai Ketum PWI Pusat hasil Kongres Luar Biasa ilegal,” tegas Voucke Lontaan.
Hasil rapat pengurus PWI Sulut bersama 15 pengurus KSB (Ketua, Sekertaris dan Bendahara), dengan tegas menolak Plt Ketua Sulut Vanny Laupatty dan menyatakan SK yang dikeluarkan Zulmansyah Sekedang itu SK abal-abal.
“Jabatan saya sebagai Ketua PWI Sulut berakhir 30 Maret 2026. Tunggu saja bila jabatan saya berakhir kita buat konferensi. Bagi teman teman siapa saja yang mau mencalonkan diri silahkan asalkan memenuhi persyaratan. Saya sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi mencalonkan diri karena sudah 2 periode, supaya fair bertarunglah di konferensi nanti,” jelas Voucke yang juga dikenal sebagai Wartawan Media Indonesia di Sulut.
Voucke Lontaan menyatakan tidak habis pikir dengan tindakan Vanny Laupatty,”Tindakan ini inkonstitusional,” ujar Voucke.
Dalam pertemuan zoom meeting para peserta mempertanyakan, siapa orang dibelakangnya yang melindungi Vanny Laupatty, sehingga dia bisa mendapatkan SK Plt Ketua PWI Sulut.
“Ia (Vanny Laupatty) tidak saling kenal dengan Ketua PWI Pusat Zulmansyah Sekedang hasil kongres luar biasa ilegal. Jadi, saya menduga ia mencatut nama Bapak Gubernur Sulut Mayjen (Purn) TNI Yulius Komaling mengaku sebagai Ketua Tim Media Center YSK,” kata Voucke Lontaan, Ketua PWI Sulut periode 2021 – 2026.
Voucke menegaskan, Vanny Laupatty sudah 10 tahun lebih KTA PWI nya tidak pernah diperpanjang.
Dengan begitu, keanggotaannya dinyatakan gugur,”Hal seperti ini merupakan pelecehan terhadap organisasi PWI Sulut yang sampai saat ini kami solid dan kompak hingga di 15 kabupaten/kota, ” ujar Voucke Lontaan.
Rapat zoom meeting sendiri dihadiri Ketua dan Pengurus PWI dari 15 Kab/Kota, masing-masing PWI Talaud, PWI Kab. Kepulauan Sitaro, PWI Kabupaten Kepulauan Sangihe, Pengurus dan Ketua PWI Kota Kotamobagu, PWI Kota Bitung, PWI Kota Tomohon, PWI Kab Minahasa, PWI Kab Minahasa Utara, PWI Kabupaten Mitra, PWI Kab Bolaang Mongondow, PWI Kab Bolaang Mongondow Utara, PWI Kabupaten Bolaang Timur, PWI Kab Minahasa Selatan dan PWI Manado.
“Ketua PWI Sulut, sampai sekarang yang kami akui adalah Voucke Lontaan. Kalau ada SK Plt Ketua PWI Sulut lain, itu tidak sah,“ kata Ketua PWI Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Patris Babay.
Hal senada disampaikan Ketua PWI Kabupaten Minahasa Christian Tangkere, Ketua PWI Tomohon Teri Wagiu dan Pengurus PWI Kabupaten Sangihe Anda Gansalangi bersama pengurusnya dan Ketua PWI Kota Bitung Tezar.
“Kita PWI di bawah satu komando Ketua PWI Sulut Bung Voucke Lontaan, kita tetap kompak dan solid. Tidak perlu kita buang buang energi mau bahas hal Plt Ketua PWI Sulut. Biarkan saja mereka buat organisasi sediri,” tegas Ketua PWI Tomohon Terry Wagiu.
Di tempat yang sama, Ketua PWI Kota Kotamobagu, Junaidi Amrah, Ketua PWI Bolmong Sandi Parasana, Ketua PWI Kabupaten Minahasa Selatan Tamura Watung dan Ketua PWI Kabupaten Minahasa Utara, Raymond Wowor bersama Sekretaris Sweidy Pongoh serta Ketua PWI Bolaang Mongondow Timur Erwin winerungan juga menyatakan hal yang sama
“Voucke Lontaan sampai saat ini tetap Ketua PWI Sulut, sampai periode 30 Maret 2026. Kami tidak kenal dan menolak Ketua Plt PWI Sulut Vanny Laupatty, karena dasar hukumnya tidak jelas,” tegas mereka.
Dalam zoom meeting itu juga diusulkan agar masalah ini dilaporkan ke aparat kepolisian setempat, sebab, dinilai sudah melakukan pencemaran nama baik organisasi PWI Sulut yang sah.
Sekretaris PWI Sulut Merson Simbolon dan Bendahara PWI Sulut Feybe Lumanau mengatakan, PWI sebagai organisasi profesi tentunya selalu terus menjaga kemitraan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
“Tupoksi seorang wartawan melakukan kontrol sosial demi membangun dan mensejahterakan rakyat Sulawesi Utara,” kata Merson yang merupakan lulusan Lemhanas angkatan 60.
Dikatakan, Hampir 800-anggota PWI Sulut sekitar 80 persen sudah mengikuti program Dewan Pers yaitu Uji kompetensi Wartawan sebagai salah satu program PWI, agar dalam menjalankan tugasnya profesional dan menjaga marwah organisasi PWI, Wartawan yang bernaung di PWI semuanya bekerja pada media massa yang jelas.
Ketua PWI Tomohon Terry Wagiu, menambahkan, Plt Ketua PWI Sulut Vanny Laupatty apa punya media, ini perlu dipertanyakan.
“Setahu saya Vanny Laupatty pernah bekerja sebagai wartawan. Tapi, sekarang media massa tempatnya bekerja boleh dibilang saat ini kabur,” jelas Terry yang juga Pemred Media Online Liputan Kawanua.com.
DR