MITRAPOL.com, Metro Lampung – Berdasarkan data laporan penggunaan anggaran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SMKS Muhammadiyah 2 Metro, sangatlah luar biasa, betapa tidak, dalam waktu dua tahun, untuk pengadaan buku/pengembangan perpustakaan dari anggaran BOS menghabiskan dana senilai Rp. 500.000.0000 (lima ratus juta), ini menimbulkan dugaan adanya kejanggalan laporan dalam penggunaan dana BOS sejak tahun 2020 hingga tahun 2021.
Selain itu, dugaan adanya kejanggalan lainnya dalam pelaporan penggunaan dana BOS di SMKS Muhammadiyah 2 Metro, terlihat dalam kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler siswa di tahun 2020, karena kita ketahui bersama, sesuai keputusan pemerintah pada masa pandemi covid – 19 di tahun 2020 seluruh siswa sekolah diliburkan, sehingga hal ini menimbulkan tanda tanya besar, kemana anggaran itu digunakan.
Guna mengungkap fakta serta membandingkan data sesungguhnya secara jelas. Maka, kemudian tim media ini secara langsung menemui pihak sekolah, sehingga apapun jawabannya dapat dijelaskan kepada masyarakat tentang kegunaannya.
Musonif sebagai Humas mewakili Julitri Maria selaku Kepala SMKS Muhammadiyah 2 Metro mengakui kebenaran laporan anggaran dana BOS tersebut, dikatakannya, bahwa sang Kepsek tidak ada dikarenakan sedang mengikuti rapat bersama MKKS.
Benar pak nilai anggaran itu, tetapi saya tidak bisa menyampaikan lebih jauh. Saat ini ibu Julitri sedang mengikuti rapat MKKS di gedung sebelah,” ungkap Musonif kepada Mitrapol.com, Senin (22/5/23).
Kemudian, Musonif ia menambahkan mengenai adanya kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakulikuler disekolah dalam masa pandemi Covid -19. Selain itu, adanya sejumlah dana hingga ratusan juta dalam pengadaan buku perpustakaan dapat dipertanyakan pada bidangnya.
“Saya tau itu, artinya pada saat itu bukan mereka anak-anak datang kesini. Tetapi ada kegiatan – kegiatan yang ada di bengkel. Saat masa pandemi Covid yang akhir-akhir siswa masuk, tapi tidak semuanya di ekstrakulikuler. Namun, masuk jadi satu kesatuan pembelajaran dan ekstrakulikuler. Masalah perpustakaan nanti ada bagiannya,” kata Musonif.
Bahkan, Musonif mengatakan jika anggaran yang dikeluarkan pada saat masa pandemi covid-19, masih dijabat oleh Kepala Sekolah sebelumnya.
“Ekstrakulikuler ada semuanya dilaksanakan waktu covid ada pembinaannya seperti iswulwaton/pramuka ada, paskibra ada, sepak bola,futsal, basket, drumband dan bola voli. Tapi nilainya bukan di ekstrakulikuler saja. Pokoknya tidak semua kegiatan ekstrakulikuler. Secara detail nanti bendahara dan ibu kepala sekolah yang bisa menjabarkannya. Tapi tahun 2020 masih pak Wihan itu sebagai kepala sekolah yang sekarang di Lampung Timur,” imbuhnya.
Selanjutnya, terkait adanya anggaran hingga ratusan juta dalam pengadaan buku diperpustakaan SMKS Muhammadiyah Metro. Secara detail, Nova Cahya selaku Wakakurikulum siswa menjabarkan bahwa dalam sistem pengadaan buku diperpustakaan telah disuplay oleh beberapa penerbit.
“Karena rasionya satu banding satu, maksudnya satu siswa mapel (mata pelajaran.red). Bukunya macem-macem penerbit bukunya tergantung permintaan. Ada erlangga, Bumi Aksara, Lini,Mediatama ini karena kurikulum merdeka. Kalau pengadaan satu tahun kami dua kali, karena revisi sudah tiga kali kurikulum merdeka ini. Mau enggak mau kita harus nurut,” ujar Nova.
Melihat persoalan itu serta apa yang diucapkan oleh pihak sekolah, bahwa dalam pengadaan buku tergantung dari jumlahnya siswa/rasio satu banding satu. Tentu, dapat disimpulkan betapa banyaknya buku yang saat ini ada di perpustakaan SMKS Muhammadiyah 2 Metro.
Melihat persoalan itu, tercatat anggaran pengembangan perpustakaan di SMKS Muhammadiyah 2 Metro, dalam kurun waktu dua tahun ( 2020 – 2022 ) berjumlah Rp.514.600.000 dengan rincian sebagai berikut :
– Tahun 2020, jumlah siswa 1.421 dan anggaran pengembangan perpustakaan Rp. 254.400.000
– Tahun 2021, jumlah siswa 1.323 dan anggaran pengembangan perpustakaan Rp. 256.540.000
– Tahun 2022, jumlah siswa 1.283 dan anggaran pengembangan perpustakaan Rp. 3.660.000
Oleh karenanya disimpulkan dan di hitung jumlah buku yang ada di perpustakaan SMKS Muhammadiyah 2 Metro. Jika dihitung seluruhnya sejak tahun 2020 – 2021 dari jumlah siswa berjumlah ( 4.027 buku ). Kemudian, jika kita hitung kembali dari anggaran keseluruhan Rp. 514.600.000 dibagi 4.027 buku = hasil Rp. 127.787/perbuku.
Artinya, dengan nilai angka harga perbuku Rp. 127.787,- bagi siswa setingkat SMK/SMA, tentu sangatlah tinggi dan mustahil. Sehingga dapat diduga ada indikasi mark up/korupsi anggaran dana BOS terkait pengadaan buku oleh Kepala SMKS Muhammadiyah 2 Metro.
Kedepan, diharapkan Kepala SMKS Muhammadiyah 2 Metro, dapat menjelaskan kepada media ini secara detail tentang penggunaan anggaran dana BOS, terutama anggaran dalam pengembangan perpustakaan dan kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler di SMKS Muhammadiyah 2 Metro.
Pewarta : MM