MITRAPOL.com, Aceh Selatan – Salah seorang warga Desa Kapal Sesak Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan, Anuwar Sanusi, mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dengan menganggap lebih besar harga gajah dari pada nyawa manusia.
Dua ekor gajah jinak dengan mengenakan kalung, saban malam terus mengobrak-abrik kebun sawit miliknya. Anuwar Sanusi pun tak bisa menahan kesabaran, dia justru membuang pelepah kelapa sawet di depan pintu masuk Kantor Bupati di Tapaktuan, Rabu (17/4/2024).
Anuwar Sanusi menyatakan kekesalannya terhadap kronologi kejadian gajah yang memasuki pemukiman dan kebun masyarakat sejak 2017 hingga saat ini belum ada solusi untuk menghalau mereka kembali ke habitatnya. Dua ekor gajah tersebut terus mengobrak-abrik kebun dengan merusak tanaman di dalamnya. Dalam aksi mereka, bukan hanya tanaman yang diobrak, tetapi juga pondok-pondok di kebun tersebut menjadi sasaran.
Meskipun telah berusaha untuk menghalau gajah-gajah tersebut, termasuk dengan bantuan kapolsek dan pihak BKSDA, namun esok malamnya gajah-gajah tersebut kembali lagi. Warga merasa tak ada yang dapat dilakukan selain menghalau mereka dengan apa adanya.
Camat Trumon Timur, Husen, menyatakan bahwa mereka akan duduk bersama Bupati dan pihak BKSDA untuk mencari solusi cepat atas persoalan ini.
Kepala Asisten I Setdakab Aceh Selatan, Kamarsyah S.Sos, MM, menyambut kedatangan warga dengan tenang. Dia menegaskan bahwa persoalan ini akan segera ditangani secepatnya, dan akan disampaikan kepada Bupati agar segera diselesaikan begitu Bupati kembali dari luar daerah.
Pewarta : Rian