MITRAPOL.com, Jakarta – Beredar luas di media sosial, selembaran kertas surat bertulisan Pengurus Wilayah RW 02 Kelurahan Jembatan Lima dengan isi permohonan THR.
Menanggapi viralnya selembaran surat itu, lurah Jembatan Lima Kecamatan Tambora Musrif Zabidi, S.IP, MM, angkat bicara untuk menjelaskan hal tersebut.
Menurut dia, kertas selembaran berisi permohonan THR oleh pengurus RW 02 Kelurahan Jembatan Lima, bukanlah permintaan untuk warga, tapi permintaan kepada pengusaha yang berada di wilayah Jembatan Lima, dia minta kepada pengusaha yang parkir di jalan (Pengguna Jasa Parkir).
Berdasarkan Pergub memang tergantung devinisi bantuan itu memiliki persepsi yang berbeda beda hal tersebut diperbolehkan namun ada batasan-batasannya.
“Kita sudah suruh cabut semua surat yang beredar, karena itu meresahkan dan sudah dipanggil oleh pihak kepolisian untuk klarifikasi terkait kegaduhan di media sosial. Karena ramai di media sosial dan saya juga tanya kemarin sudah di tarik ko pak,” ujar Musrif Zabidi menjelaskan saat dikonfirmasi wartawan. Kamis (13/03/25)
“Tapi sampai sekarang tidak ada pelapor di pihak kepolisian itu tidak ada masalah hanya karena ramai di media sosial menimbulkan kegaduhan maka pihak kepolisian wilayah Polsek Tambora melakukan klarifikasi terkait hal tersebut,” tambah Musrif Zabidi
Dihari yang sama, pengurus Rukun Warga (RW) 02 Febriansyah mewakili Ketua RW, memberikan statement terkait Ramainya surat permohonan THR Laksa Street,
“Jadi memang kita mengeluarkan surat edaran untuk diajukan untuk pengusaha pengusaha yang memang sudah menggunakan akses lingkungan kita bukan kepada warga, selama ini tidak ada masalah.intinya surat itu tidak ditujukan untuk warga dan toko toko di sekitar sini,” kata Febri
Ada beberapa dari warga yang memberikan info tentang viral surat tersebut di media sosial kita pastikan sudah klarifikasi kepada pak lurah kemudian kepolisian
Kemarin kita di Polsek sudah klarifikasi pak Lurah, juga sudah mengklasifikasikan hal tersebut. Ada baiknya orang yang menyebarkan hal itu di media sosial ada baiknya datang kan ini ada wadahnya bisa, dibicarakan jika ada keberatan. Untuk dapat berkomunikasi ada kitakan orang Timur semua ada hal yang bisa dimusyawarah bukan disebar ke media sosial, tambahnya.
“THR yang diberikan oleh masing-masing pengusaha tersebut juga nilainya tidak besar, semua dikelola wilayah untuk wilayah,” pungkasnya.
Penulis : Shemi