Nusantara

Tsunami Aceh Sarana Pembelajaran Membangun Empati dan Solidaritas

Admin
×

Tsunami Aceh Sarana Pembelajaran Membangun Empati dan Solidaritas

Sebarkan artikel ini

MITRAPOL.com, Kota Banda Aceh – Bencana gempa dan Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 lalu, selain meninggalkan kesedihan, juga memberikan pembelajaran tentang pentingnya kebersamaan untuk bangkit pascabencana.

Seperti disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki, dalam sambutannya pada peringatan 18 tahun Tsunami Aceh, yang tahun ini digelar di Pemakaman Massal Syuhada korban tsunami Siron, Senin 26 Desember 2022.

“Bagaimana komunitas internasional bergerak bersama membantu meringankan beban masyarakat Aceh. Perhatian masyarakat internasional ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua, bahwa upaya untuk bangkit, upaya untuk maju tidak bisa dilakukan sendiri, semua harus dilakukan secara bersatu padu dan bersama-sama,” ujarnya.

Pj Gubernur Aceh juga menegaskan, seluruh elemen masyarakat boleh memberikan sumbangsihnya dalam membangun Aceh. “Kita bisa bersama-sama terus membangun Aceh tanpa melihat dari mana dia, apa suku dia, apa bangsa dia dan lain sebagainya,” katanya.

“Dalam situasi bagaimana pun kita tetap harus bersatu padu untuk membangun Aceh. Karena apapun yang kita lakukan akan kita tinggalkan. Jadi, mari kita berikan sumbangsih terbaik, semoga apa yang kita lakukan tersebut dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah,” kata Achmad Marzuki.

Mantan Pangdam Iskandar Muda itu mengharapkan momentum peringatan tsunami ini harus dijadikan sarana memperkuat persatuan dan kesatuan guna membangun Aceh agar bisa lebih maju ke depan. “Kita tidak bisa bergerak sendiri,” demikian tegasnya.

Sementara itu, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab dalam tausyiah singkatnya menjelaskan, tsunami adalah cara Allah untuk mengingatkan hamba-hambanya untuk mendekat padaNya. Tsunami adalah bencana yang sarat dengan pembelajaran dan sarana pengingat.

“Tsunami menyadarkan kita, bahwa saat musibah datang, kita tidak bisa bangkit sendiri. Sebagai makhluk sosial kita butuh bantuan dan uluran tangan orang lain. Inilah yang Allah contohkan dengan bangkitnya solidaritas global membantu Aceh, dari berbagai negara dan lintas agama, semua turun dan membantu Aceh,” katanya.

Menurut Tgk H Muhammad Yusuf atau yang akrab disapa Tu Sop, musibah tsunami Aceh itu memberikan banyak pembelajaran. Ia menjelaskan, iman dan amal saleh adalah ‘bangunan’ yang tidak akan pernah runtuh sebesar apapun bencana datang.

“Orang beriman dan gemar beramal saleh tidak akan pernah takut dengan kehancuran akibat gempa, karena bangunan iman dan amal salihnya tetap kokoh. Ini yang harus kita wariskan kepada generasi masa depan,” kata Tu Sop.

Peringatan Tsunami yang berlangsung di Pemakaman Massal Siron juga dihadiri Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al Haytar, Ketua DPRA Saiful Bahri, Anggota DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal.

Hadir juga Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Mohammad Hasan, Kajati Aceh Bambang Bachtiar, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, serta para Kepala SKPA dan tokoh masyarakat Aceh lainnya.

Pewarta: Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *