Nusantara

Akibat banjir musiman, Musim panen kali ini Masyarakat Desa Bulagor menjerit

Admin
×

Akibat banjir musiman, Musim panen kali ini Masyarakat Desa Bulagor menjerit

Sebarkan artikel ini

MITRAPOL.com, Pandeglang Banten – Pada musim panen kali ini, Masyarakat Desa Bulagor Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang menjerit, selain hasil panennya menurun juga hampir gagal panen, selain akibat banjir langganan setiap musim hujan, juga susahnya mencari tenaga orang untuk memanen padi, Sabtu (28/1/2023).

Bagi warga Bulagor banjir tersebut bukan hal aneh baginya, namun banjir kali ini datangnya pas menjelang panen Padi, sehingga buah Padi terendam, warnanyapun berubah menjadi kecoklatan, itu yang membuat para petani Bulagor menjerit, tambah-tambah tenaga yang memanen padi kurang karena panennya serentak, persawahan di Desa Bulagor bisa di tananam saat adanya musim hujan, sehingga otomatis panennyapun serentak.

Bagi warga Desa Bulagot banjir itu ada positif dan negatifnya, karena apabila ada banjir hama pun hanyut kebawa air, namun apabila banjir datangnya pas padi mulai berbunga pasti menjadi gagal panen, namun bajir kali ini datangnya pas petani mau panen, sehingga terjadi lambat manen, terkendala mulai dari pohon padinya roboh sehingga bercampur dengan lumpur juga kurangnya tenaga orang untuk memanen.

Menurut keterangan dari sala satu petani, sebut saja Nur, ia sangat berharap kepada pemerintah, agar adanya mesin panen padi mini dengan harga yang terjangkau, sehingga para petani disaat panen bisa terbantu dengan cepat, karena saat ini alat perontok padi di Desa Bulagor masih manual yaitu menggunakan tenaga orang, sehingga terjadi keterlambatan pada saat memanen padi dan padi pun banyak yang sudah kelewat mateng di pohon, tidak keburu dipanen, dan akhirnya banyak sekali padi roboh membusuk.

Lanjut ia, walau saat ini mesin pemanen padi bernama Komben itu sudah ada di desa lain, tapi itu terlalu gede, bobotnyapun sangat berat, sehingga warga Bulagor tidak berminat memanen padi menggunakan alat tersebut, karena persawahan di Desa Bulagor tadah air hujan, sehingga ketika bekerja di sawah bekas di lewati komben berlubang dalam, sawahpun menjadi rusak bergelombang sangat dalam,” jelasnya.

Masih hal yang sama, tolong pemerintah bantu para petani dengan alat pemanen padi yang modern, biar disaat panen petani terbantu meringankan bebannya, selain itu juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, karena panen kalau memakai komben itu hasilnya bagus sehingga bisa menghasilkan katagori padi super, otomatis harga gabahnyapun meningkat, lain halnya dengan padi yang dapat di rontokan dengan alat manual tidak sebagus dengan hasil pakai mesin.

Sekarang jaman sudah modern, alat bantu penanam padi mulai dari awal penanaman sampai akhir manen sudah ada, namun hanya saja mesin perontok padi komben itu terlau besar dan bobotnyapun sangat berat, kurang tepat kalau di sawah tadah hujan, ambles merusak lahan persawahan, seharusnya kalau di persawahan tadah hujan itu memakai kombennya yang mini, ukuran sejenis traktor harga yang terjangkau, itu baru pas kalau di persawahan tadah air hujan,” tandasnya.

 

 

Pewarta : Muklis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *