Nasional

Menengok Pembangunan Infrastruktur di Perbatasan Negara di Ujung Utara Kalimantan Barat

Admin
×

Menengok Pembangunan Infrastruktur di Perbatasan Negara di Ujung Utara Kalimantan Barat

Sebarkan artikel ini

MITRAPOL.com, Kalbar – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat melalui Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III berkomitmen untuk meningkatkan sejumlah pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan. Infrastruktur yang dibangun berupa jalan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu atau dijuluki Uncak Kapuas merupakan salah satu Kabupaten di Utara provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Serawak).

Jalan akses perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat erdiri dari beberapa bagian antara laim dari Kota Putussibau menuju perbatasan RI-Malaysia yaitu PLBN Badau melewati ruas jalan nasional mulai dari Tanjung Kerja – Benua Martinus – Lanjak – Nanga Badau – Batas Serawak dan Lanjak – Danau Sentarum membentang sepanjang 131,60 kilometer. Ruas jalan tersebut merupakan wilayah penanganan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, tepatnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam upayanya menjaga kondisi jalan/jembatan tetap berfungsi secara optimal (layak, aman dan nyaman), baik bagi lalu lintas orang maupun barang dan jasa, PPK 3.3 terus menyelenggarakan kegiatan preservasi, baik untuk pencegahan, perawatan, maupun perbaikan kondisi jalan/jembatan yang dibutuhkan.

PPK 3.3 Sri Bintang Pamungkas menjelaskan, Provinsi Kalimantan Barat dan tim dalam menjamin konektivitas jalan dapat dilihat dari kegiatan penanganan darurat bencana alam berupa longsor yang terjadi di ruas jalan nasional Tanjung Kerja – Badau. Longsoran terjadi pada Kamis tanggal 11 April 2024 (Lalu) bertepatan dengan Hari ke 2 lebaran Idul Fitri di ruas jalan Lanjak – Benua Martinus Desa Sungai Abau Kecamatan Batang Lupar. Kejadian ini menyebabkan akses satu-satunya dari dan menuju PLBN Badau (Perbatasan Indonesia – Malaysia) sempat terputus. Estimasi bidang longsor memiliki panjang ±50 meter dan ketinggian variasi 5 – 8 meter dengan total volume material longsoran diperkirakan lebih dari 5.000 m3, jelasnya.

“Penanganan tanah longsor dilakukan dengan menurunkan beberapa alat berat yaitu dua unit Excavator, tiga unit Dump Truck, satu unit Wheelloader dan satu unit Backhoeloader untuk melakukan resloping pada titik longsoran. Kemudian tim juga menempatkan rambu-rambu peringatan pada lokasi terjadinya longsoran agar keamanan masyarakat pengguna jalan tetap terjaga dan ruas kembali fungsional dalam 36 jam sejak kejadian longsor, kembali normal dan seluruh sisa material longsoran bersih pada tanggal 22 april 2024,” tutup Sri Bintang Pamungkas. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *