MITRAPOL.com, Semarang – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo resmi membuka International Conference on Construction Innovation (ICCI) 2025 yang digelar oleh Politeknik Pekerjaan Umum (PUtech) di Semarang, Kamis (27/11/2025). Dalam sambutannya, Menteri Dody menegaskan bahwa Indonesia kini memasuki dekade baru pembangunan nasional yang mengacu pada Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Infrastruktur bukan sekadar hasil pembangunan. Infrastruktur adalah enabler pembangunan, menjadi jembatan antara visi dan realitas bangsa,” ujar Menteri Dody.
Dalam kerangka implementasi PU608 Kementerian PU menargetkan ICOR di bawah 6, penghapusan kemiskinan ekstrem, dan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen. Untuk 2025, kementerian telah menetapkan target pembangunan infrastruktur yang meliputi bendungan multifungsi, jaringan irigasi puluhan ribu hektare, pembangunan jalan dan jembatan strategis, serta penguatan infrastruktur permukiman seperti sanitasi komunal, sistem persampahan, dan fasilitas publik penunjang kualitas hidup.
“Ini bukan proyek berdiri sendiri, melainkan wujud operasional Asta Cita yaitu pembangunan infrastruktur yang benar-benar mengubah kehidupan masyarakat,” tegas Menteri Dody.
Menteri Dody juga menekankan pentingnya inovasi yang tidak hanya berhenti di konsep, tapi harus direkayasa, diuji, dan diwujudkan lewat kolaborasi lintas sektor. Ia menegaskan bahwa Indonesia memerlukan inovasi yang dapat dioperasionalkan dan kerja sama yang mengikat seluruh unsur pembangunan.
“PUtech adalah living laboratory Indonesia Di sini, pembelajaran nyata terjadi, inovasi berlangsung terus-menerus, dan kompetensi teknis dibangun dengan tujuan yang jelas. Ini fondasi untuk mengubah visi menjadi realitas pembangunan nasional,” jelas Menteri Dody.
Direktur PUtech menyampaikan bahwa tema ICCI 2025 adalah “Bridging Vision and Reality for a Sustainable Construction Future.” Tema ini menunjukkan komitmen memberikan ruang dialog dan inovasi untuk mengatasi tantangan sektor konstruksi yang masih terfragmentasi dan belum merata, baik dari sisi teknologi maupun kapasitas.
Konferensi menghadirkan 85 presentasi ilmiah dalam 12 sesi paralel, serta lima keynote speaker internasional dari Indonesia, Belanda, Jepang, dan Taiwan. Kehadiran para pakar dan praktisi internasional ini memperkaya perspektif global serta membuka peluang kerja sama penelitian dan pengembangan teknologi konstruksi berkelanjutan.
