MITRAPOL.om, Pesawaran – Pemerintah Kabupaten Pesawaran terus gencar mengupayakan penurunan angka stunting melalui rembuk stunting yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) Mahan Agung, kompleks Rumah Dinas Bupati di Desa Kurungan Nyawa, Kecamatan Gedong Tataan, Kamis, 12 September 2024.
Dalam acara tersebut, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Sunyoto, menyampaikan bahwa pemerintah berfokus pada intervensi lintas sektor yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam rangka mempercepat penurunan stunting.
“Setiap OPD harus bekerja sama dan terlibat aktif sesuai dengan tugasnya masing-masing agar angka stunting dapat ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Pesawaran, Nanda Indira, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan penurunan angka stunting hingga mencapai satu digit pada 2025.
“Target ini hanya dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama. Kami memerlukan upaya konkret dan komprehensif dari setiap instansi untuk mencapai penurunan angka stunting hingga 7-8 persen,” kata Nanda.
Ia juga menjelaskan bahwa berbagai langkah konkret telah diambil, seperti kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (PMD), dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) serta Kelompok Kerja Percepatan Penurunan Stunting.
“Dinas Kesehatan melalui bidan desa dan perawat homecare aktif melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Begitu pula dengan DP3AP2KB, PMD, serta Pokja yang terus bersinergi untuk mencapai target penurunan stunting,” jelasnya.
Nanda menambahkan, data stunting yang dipaparkan dalam rembuk ini merupakan data riil dari lapangan, dan dirinya sering turun langsung ke desa-desa untuk memantau dan memberikan solusi cepat terhadap kendala yang ada.
“Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari Kementerian Kesehatan tahun 2023 mencatat Kabupaten Pesawaran berhasil menurunkan prevalensi stunting menjadi 10 persen, yang menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan sebelumnya. Ini merupakan hasil survei independen dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Keberhasilan ini, lanjut Nanda, adalah hasil kerja keras berbagai pihak, mulai dari pemantauan ibu hamil, penanganan bayi di bawah lima tahun, hingga keluarga berisiko stunting.
“Pada 2023, kami berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 15,1 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 25,1 persen. Upaya ini akan terus kami tingkatkan hingga angka prevalensi mencapai target 7 hingga 8 persen,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran aktif seluruh pihak, termasuk media massa, dalam menyosialisasikan dan mendukung upaya penurunan stunting di Kabupaten Pesawaran.
“Kami berharap media dapat terus menginformasikan langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan sehingga masyarakat lebih memahami serta terlibat aktif dalam mengatasi masalah ini,” tutupnya.