MITRAPOL.com, Jakarta – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani memberikan keterangan usai melepas 504 PMI ke Korea Selatan dan Jepang yang dihadiri oleh Menkopolhukam Mahfud MD di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Senin (19/6/2023).
Kepala BP2MI mengaku sudah curhat dan mengadu banyak ke Menkopolhukam, Mahfud MD terkait maraknya kasus Tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Saat ini, kasus TPPO sedang ramai karena banyak yang berhasil dibongkar dan di Tangkap di beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang didapat, pada Juni 2023 ini pelaku kasus TPPO yang berhasil ditindak sebanyak 1.476 orang.
Dari data tersebut, pihak kepolisian sudah menetapkan sebanyak 457 orang tersangka.
Kemudian, pihak kepolisian juga sedang memburu dan melakukan penyelidikan dan penyidikan sebanyak 356 orang.
“Kita sedang memperbaiki tata kelola penempatan, perlindungan, agar para pekerja kita memiliki pride, memiliki rasa kebanggan, percaya diri, dan harga diri dan martabat mereka ini dijaga oleh negara,” Kata Benny.
Lanjut Benny menerangkan, para pekerja migran Indonesia (PMI) merupakan pahlawan devisa yang perlu dilindungi.
“Tidak boleh ada 1 manusia pun atas nama apapun menistakan dan merendahkan martabat pekerja indonesia,”.
Benny akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan juga pihak kepolisian demi bisa membongkar pihak-pihak yang menjadi pelindung dalam TPPO.
“Kita melaksanakan kerja keras ini kita dibantu oleh mafia yang berpesta pora memperjual belikan anak anak bangsa dgn cara-cara bisnis kotor mereka dan mereka berpesta pora mengambil keuntungan yang besar,” kata Benny.
“Tidak akan ada manusia yang rela anak bangsa dihinakan martabatnya dgn diperdagangkan. Kita tidak akan pernah rela merah putih kotor, robek, hanya karena pesta pora para sindikat di republik ini,” sambungnya.
“Kita tidak akan rela hukum dikangkangi oleh mereka yang seolah karena punya uang, moda kapita, mereka bisa mengatur negara ini, atau bisa menghina negara ini, tidak ada,” pungkasnya.
Pewarta: Yape