MITRAPOL.com, Jakarta – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan Pelepasan 150 Pekerja Migran Indonesia (PMI) skema Government To Government (G TO G) yang berlangsung di Menara Peninsula Hotel Jakarta, Selasa (1/8/23).
Pelepasan di pimpin oleh kepala BP2MI Benny Rhamdani dan dihadiri oleh Aktfis, mantan DPR RI, Budiman Sudjatmiko serta Jajaran BP2MI Madya dan Pratama.
” Ya hari ini kita melepas 150 PMI Tujuan Korea Selatan yang sebelumnya telah menerima pelatihan dan pembekalan yang sudah melewati proses dan hari ini saatnya untuk mereka mewujudkan mimpinya” disampaikan Benny saat memberikan sambutan motivasi di hadapan para tamu dan ratusan PMI.
Selain mewujudkan mimpi PMI, PMI juga memberikan Kontribusi kepada Negara, makanya mereka dinamakan Pahlawan Devisa.
Maka dari itu 3 hal yang harus dilakukan Negara kepada PMI yaitu Negara harus hadir memberikan perlindungan, Berikan pelayanan murah dan cepat artinya kalo ada yang gampang tidak usah dipersulit, dan memberikan Fasilitas Istimewa dengan memfasilitasi keperluan mereka termasuk yang kita lakukan sekarang ini, melakukan Pelepasan dengan memuliakan mereka memberikan penghormatan.
Benny menegaskan bahwa kalo ada perlakuan yang tidak berpihak kepada PMI sudah keterlaluan karna PMI tidak pernah melakukan korupsi justru sebaliknya Para pejabat Negara, tak sedikit tersandung korupsi sedangkan PMI memberikan Kontribusi yang sangat besar kepada negara jadi mereka layak jadi Pahlawan Devisa.
Benny menambahkan memasuki 2023 tren positif penempatan semakin membaik, kita targetkan di bulan Desember nantinya disemua skema bisa mencapai 250 ribu PMI kita berangkatkan. Kita akan menggenjot angka penempatan dengan mempersiapkan Sumber Daya manusia (SDM) yang memang kompeten, memiliki keahlian, ketrampilan disektor pekerjaan yang mereka pilih dan mereka dinilai memiliki kompetensi dengan di buktikan dengan sertifikasi dan mereka memiliki kemampuan berbahasa.
PMI ini kita harus perkuat SDMnya karena mereka ini harga diri Diqnity Negara. Negara lain akan menilai Indonesia sebagai negara besar sejauh mana pekerja Migran dan tentu penempatan resmi ini harus kita cegah upaya-upaya sindikat dalam melakukan penempatan tidak Resmi atau ilegal ini harus di lawan oleh Negara.
“Perubahan besar dan transformasi terus kita lakukan, yang memperkuat penempatan perlindungan bahkan transformasi Digitalisasi. Negara harus adaptif perkembangan global, perkembangan Dunia respon cepat tentang permasalahan lapangan, dan tidak kalah dengan negara lain menangkap peluang kerja yang ada di luar negeri, dengan cara mempersiapkan anak-anak muda memiliki Basig pendidikan dan juga mereka harus si latih menjadi pekerja yang kompeten.” tutup Benny.
Pewarta: Yape