Nusantara

Gubernur Jawa Barat Perintahkan Audit Proyek Patung Penyu di Sukabumi, Publik Pertanyakan Transparansi

Admin
×

Gubernur Jawa Barat Perintahkan Audit Proyek Patung Penyu di Sukabumi, Publik Pertanyakan Transparansi

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jawa Barat Perintahkan Audit Proyek Patung Penyu di Sukabumi, Publik Pertanyakan Transparansi

MITRAPOL.com, Sukabumi Jabar – Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menjadi sorotan setelah proyek pembuatan patung penyu di Sukabumi menuai kontroversi.

Sejumlah bagian patung yang mengalami kerusakan memicu kekhawatiran masyarakat mengenai kualitas konstruksi serta transparansi penggunaan anggaran dalam proyek tersebut.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merespons keresahan publik dengan menginstruksikan inspektorat untuk melakukan audit menyeluruh terhadap proyek ini.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Kamis (6/3/2025), ia meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan.

Dedi juga menegaskan bahwa hasil audit akan dipublikasikan secara terbuka agar masyarakat mendapatkan kejelasan terkait permasalahan ini.

Isu ini bermula dari viralnya sebuah video yang memperlihatkan kondisi patung penyu yang mengalami kerusakan.

Dalam rekaman tersebut, seorang warga tampak mengupas lapisan luar patung yang ternyata memperlihatkan material berwarna cokelat, yang oleh banyak orang diduga sebagai kardus.

Selain itu, tampak pula rangka kayu yang menopang struktur patung, menimbulkan spekulasi mengenai kualitas bahan yang digunakan dalam pembangunannya.

Unggahan video ini dengan cepat menarik perhatian warganet, yang kemudian ramai mempertanyakan spesifikasi material serta transparansi anggaran proyek.

Berbagai kritik pun muncul, menyoroti bagaimana proyek ini dikerjakan dan apakah sudah memenuhi standar yang seharusnya.

Menanggapi ramainya perdebatan di media sosial, pihak rekanan proyek, Imran Firdaus, akhirnya buka suara.

Ia menegaskan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan ornamen patung penyu tersebut tidak mencapai miliaran rupiah, melainkan hanya sekitar Rp30 juta.

“Patung ini dibuat dengan spesifikasi yang sudah ditentukan dalam proyek, dan material utamanya adalah resin serta fiberglass. Material kardus yang terlihat dalam video itu sebenarnya hanyalah alat bantu dalam proses pencetakan,” ujar Imran.

Ia juga menambahkan bahwa patung tersebut tidak mungkin terbuat dari kardus, mengingat kondisi lingkungan pesisir yang memiliki tingkat kelembapan tinggi serta paparan cuaca ekstrem.

“Jika patung ini benar-benar berbahan kardus, tentu tidak akan bertahan lama di ruang terbuka seperti itu,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Imran menyayangkan tindakan pengunjung yang kerap menaiki patung penyu untuk berfoto. Menurutnya, kebiasaan ini turut mempercepat kerusakan struktur patung, yang sebenarnya tidak didesain untuk menahan beban berat manusia.

Kasus ini telah memicu diskusi luas di kalangan masyarakat, terutama terkait dengan pengelolaan proyek infrastruktur dan transparansi anggaran di tingkat daerah.

Dengan adanya audit yang diperintahkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi, publik kini menantikan hasil investigasi resmi yang akan menjelaskan apakah proyek ini telah sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan.

Selain itu, hasil audit juga diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai apakah ada kelalaian dalam perencanaan atau pelaksanaan proyek, serta langkah-langkah korektif yang perlu diambil ke depannya.

Polemik patung penyu di Sukabumi ini menjadi pengingat penting bahwa pengawasan terhadap proyek publik harus dilakukan secara ketat agar dana yang digunakan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak menimbulkan kontroversi di kemudian hari.

 

Pewarta : RR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *