MITRAPOL.com, Kabupaten Brebes – Pupuk bersubsidi dapat mengurangi biaya produksi pertanian bagi petani, sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan. Pupuk bersubsidi dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan akses pupuk yang lebih murah dan meningkatkan produktivitas.
Sedangkan, Kartu Tani adalah sebuah kartu yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membantu petani dalam mengakses berbagai fasilitas dan layanan yang terkait dengan pertanian.
Namun berbeda dengan yang dirasakan oleh petani di wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah, khususnya petani desa Kaliwlingi kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Jateng, mereka beli pupuk yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp. 150.000 (Seratus Lima Puluh Ribu) per satu kantong yang ukuran 50 kg.
Dari hasil penggalian informasi awak media ke salah satu petani yang menggunakan kartu tani, mereka ini beli pupuk Urea dan Phonska dengan harga perkantongnya Rp.150.000 (ukuran 50 kg).
” Ia pak, disini harga pupuk subsidi sama harganya Urea dan Phonska yaitu 150.000/ kantong yang ukuran 50 kg,” papar petani yang enggan namanya disebutkan ini, Selasa (15/4/25).
Yah sebelumnya juga 160 ribu pak, tapi sekarang 150 ribu, lanjutnya.
Kita punya kartu tani pak, tapi selama ini dipegang oleh Ketua Kelompok. Sudah lama, 3 tahun lebih kalo tidak salah, jelasnya.
Menindaklanjuti informasi yang didapat, awak media langsung mendatangi kediaman Ketua Kelompok Tani yang dimaksud, dan mengakui bahwa dirinya memegang kartu tani sebanyak 100 kartu tani dan sudah 3 tahun dan menjual ke petani deharga 150 ribu dan dia beli dari KPL seharga 125 ribu.
“Ia betul saya ketua kelompok,” ucap Rusjan.
Untuk pupuk subsidi saya belanja dari KPL seharga 125 ribu pak, saya jual ke petani 150 ribu, lanjutnya.
Jujur pak, namanya juga bisnis, sebenarnya yang 25 ribu itu untuk ongkos pak setiap kantongnya. Mobil itu milik saya sendiri, dan sekali ngangkut 40 kantong pupuk, terangnya.
Ketika awak media memperjelas seperti apa penghitungan ongkos, Rusjan membeberkan bahwa untuk supir saja sudah 200 ribu.
Untuk supir 200 ribu, bensin cukuplah 50 ribu, untuk ongkos kuli angkut 4 ribu per kantong, dan sisanya untuk mobil dan untung saya, jelasnya. Dan kalkulasi dari 25 ribu X 40 kantong, uang yang terkumpul sebesar 2 juta rupiah sekali angkut.
Jujur pak, kan saya modalin juga, ada sekitar 4 orang yang bayarnya nanti habis panen. Jelasnya.
Untuk kartu tani benar saya yang pegang sudah 3 tahun dan itu permintaan para perani dan dinas pertanian juga menyuruh saya dan bilang tidak apa – apa saya yang pegang.
Untuk harga sih dari pemerintah harga HET pupuk subsidi ini untuk Urea Rp. 112,500. Yah kan para petani juga kasihan belanjanya jauh ke KPLnya pak. Imbuhnya.
Sementara itu, Deasi Endang Sunengsih, selaku ketua umum LSM SANRA (Saya Amanah Nusantara) yang ikut hadir untuk konfirmasi langsung dengan ketua kelompok tani, menyayangkan bahwa masih ada saja orang yang memanfaatkan pupuk yang subsidi pemerintah untuk mencari keuntungan pribadi.
Yah kasihan para petani, kartunya dipegang oleh Ketua Kelompok, terus mereka bagaimana mengetahui berapa jumlah kuota yang mereka dapatkan dari pemerintah untuk pupuk subsidi ini.
“Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang diberikan subsidi oleh pemerintah untuk membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penggunaan pupuk. Pupuk bersubsidi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan memberikan akses pupuk yang lebih murah kepada petani,” jelas Deasi.
Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi di Indonesia adalah Pupuk Urea: Rp 2.250 per kilogram dan Pupuk NPK Rp 2.300 per kilogram, imbuhnya.
Pewarta : RS