Jakarta

Sebelas Siswa SD di Jakarta Barat Alami Kekerasan Usai Bermain Bola di Kelas, Diduga Melibatkan Guru Agama

Madalin
×

Sebelas Siswa SD di Jakarta Barat Alami Kekerasan Usai Bermain Bola di Kelas, Diduga Melibatkan Guru Agama

Sebarkan artikel ini
Sebelas Siswa SD di Jakarta Barat Alami Kekerasan Usai Bermain Bola di Kelas, Diduga Melibatkan Guru Agama

MITRAPOL.com, Jakarta – Sebelas siswa di SDN 09 Pagi Jakarta Barat diduga mengalami tindakan kekerasan fisik oleh seorang guru agama setelah ketahuan bermain bola di dalam kelas.

Seorang wali murid yang tak ingin disebut namanya menyampaikan ketidaksenangannya terhadap insiden yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut.

Menurut keterangan wali murid tersebut, peristiwa ini bermula ketika sebelas siswa bermain bola di dalam ruang kelas.

Akibatnya, mereka diduga menerima perlakuan fisik berupa tamparan, pukulan, tendangan, dan beberapa siswa bahkan mengalami kekerasan yang lebih parah.

Beberapa siswa dilaporkan merasa terintimidasi setelah insiden ini dan enggan melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua mereka.

“Salah satu siswa, sebut saja A, sangat trauma dan ketakutan setiap kali ditanya mengenai kejadian tersebut,” ungkap wali murid tersebut.

Meskipun pihak sekolah telah mengambil langkah dengan meminta oknum guru tersebut membuat pernyataan, kekhawatiran orang tua murid tetap tinggi, terutama karena guru yang bersangkutan masih aktif mengajar.

Wali murid berharap agar Kementerian Pendidikan dan pihak berwenang menindaklanjuti kasus ini dengan serius, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Ketika dimintai keterangan, kepala sekolah SDN 09 Pagi Jakarta Barat tidak berada di tempat.

Seorang guru yang ditemui di lokasi menyebutkan bahwa insiden tersebut telah ditangani oleh dinas terkait, dan pernyataan telah dibuat sesuai permintaan wali murid.

“Kami sudah menangani kasus ini dengan serius. Orang tua murid telah sepakat untuk membuat surat pernyataan, dan guru tersebut tidak diperbolehkan mengajar di sekolah ini lagi,” tegas salah satu pejabat Kasatlak Cengkareng yang terlibat dalam penanganan kasus ini.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak guru yang terlibat dalam dugaan kekerasan ini.

Respon (3)

  1. anak saya adalah salah satu murid yang menyaksikan kejadian tindak kekerasan tersebut, artikel ini salah. karna anak yang berinisial “A” tidak mengalami trauma sama sekali, justru ia meminta maaf kepada guru agama. karna ia merasa bersalah. menurut saya disini anak yang bermain bola tidak memiliki etika yang baik, karna itu guru agama tersebut KHILAF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *