MITRAPOL.com, Lebak Banten – Miris, seorang wartawan dari media Literasi Publik berinisial NR mengaku mendapatkan perlakuan kasar berupa intimidasi dan ancaman yang diduga dilakukan Mirta oknum Kepala Desa (Kades) Tambak Kecamtan Cimarga Kabupaten Lebak, Banten, dengan sejumlah pengawalnya, pada, Kamis (01/06/2023).
Perbuatan itu dilakukan didalam rumah NR yang disaksikan dan didengar langsung oleh anak dan isterinya, sehingga membuat shok dan ketakutan terguncang psikisnya.
Hal itu diduga karena oknum Kades itu tidak terima atas pemberitaan yang menyangkut dirinya pada media online Literasi Publik, pada edisi, Rabu (31/05/2023) tentang dugaan rangkap jabatan.
NR menuturkan saat itu kejadiannya sekira pukul 10 wib, ketika dirinya baru selesai mandi kemudian diberitahu oleh isterinya bahwa ada rombongan yang datang dengan menggunakan mobil menunggu didepan rumah.
“Tanpa pikir panjang, saya datang menghampiru kedepan dan membukakan pintu untuk mempersilahkan mereka masuk dan duduk diruang tamu, dan saya tidak pernah berpikiran jika kedatangan mereka ternyata punya maksud dan tujuan lain,” ujar NR.
Sebagai tuan rumah, kata NR, dirinya justeru seolah olah sebagai terdakwa atau pesakitan saja, namun demikian kata NR, dirinya tetap berupaya untuk bersikap tenang, padahal saat itu berbagai perlakuan yang sangat tidak menyenangkan berupa intimidasi dan macam macam bentuk ancaman ditujukan kepadanya.
Karena titik permasalahnya terkait dengan pemberitaan, saat itu saya persilahkan pada Kades tersebut untuk memberikan penjelasan atau klarifikasi dari apa yang diberitakan.
“Namun, bukannya memberikan penjelasan Oknum tersebut malah lebih kepada mempertontonkan sifat kasar dan arogannya, bahkan sampai berani menghancurkan toples makanan yang berada diatas meja dengan membantingnya sekuat tenaga ke lantai sambil kata kata yang tidak pantas dan kasar,” terang NR.
Kata NR, mereka juga meminta agar pemberitaan tentang kades kemarin dicabut atau dihapus saat itu juga, dan mereka meminta agar saya memberitahukan orang pertama yang telah membuka informasi itu.
Saya menjelaskan bahwa pencabutan dan penghapusan berita bukan kewenangan saya, tetapi jika sebatas jawaban, klarifikasi, dan bahkan bantahan sayapun mempersilahkannya karena itu adalah haknya apapun jawaban dan penjelasannya.
“Tidak hanya itu, saya juga menjelaskan bahwa informasi yang didapat sebagai bahan atau materi berita bukan dari orang yang nama namanya mereka sebutkan dan mereka curigai, melainkan informasi terkait hal itu sebelumnya pun sudah ramai dibicarakan dikalangan wartawan,” pungkas NR.
Ditempat yang sama, isteri NR turut menambahkan bahwa pada waktu kejadian dirinya kebetulan sedang beraktifitas di teras depan. Jadi, apa yang terjadi didalam saya juga melihat dan mendengarnya.
“Ngeri pak, kalau denger kata kata ancamanya. Apalagi ketika orang yang saya anggap sebagai tamu di rumah saya, justeru berani membanting dan menghancurkan barang yang ada diatas meja,” terangnya.
Sementara Erot Rohman Ketua Harian DPP Badak Banten Perjuanga (BBP) mengaku prihatin telah terjadi sebuah gerakan premanisme yang dilakukan Kepala Desa Tambak dengan sejumlah bodyigarnya. Dengan kejadian itu BBP akan menjadi garda terdepan mengawal agar proses rangkap jabatan yang telah melanggar peraturan perundang undangan hingga tuntas.
” Saya prihatin kok Kades bukan nya memberikan contoh terhadap masyarakat, ini malah menjadi pelaku intimidasi di sertai ancaman seperti preman, BBP akan kawal hingga tuntas,” imbuh Erot Rohman.
Pewarta : Eli Sahroni