MITRAPOL.com, Toba – Frans Silron Maputra Wau, atlet Peski asal Nias, memulai perjalanannya di dunia Ski Air sejak usia 10 tahun.
Tinggal di Pantai Sorake, pantai yang terkenal akan keindahannya, Frans tak pernah menyangka akan menjadi atlet Ski Air, khususnya di nomor Wakesurf.
Seperti anak-anak pantai pada umumnya, Frans sering bermain di tepi pantai bersama teman-temannya sambil berjualan air kelapa muda dan kue.
Suatu hari, ia melihat teman-temannya bermain surfing dengan papan selancar. Pada waktu itu, Pantai Sorake sudah menjadi destinasi favorit turis mancanegara (wisman) yang datang untuk belajar surfing.
Frans mulai tertarik mencoba surfing ketika mendapatkan potongan papan selancar yang dianggap sampah oleh orang lain.
Bagi Frans, potongan papan tersebut sudah lebih dari cukup untuk bermain di laut. Dari sinilah ketertarikannya terhadap surfing mulai tumbuh.
“Mungkin karena aku sering terlihat oleh seorang wisatawan asal Australia, namanya Jordy. Ia kemudian memberiku sebuah papan selancar. Saat itu kami hanya punya potongan papan surfing yang sudah dibuang,” ujar Frans saat ditemui di venue Balige, Minggu (15/9/24).
Menurut Frans, apapun bisa dijadikan alat untuk belajar asalkan ada kemauan, bahkan barang-barang yang dianggap tidak berguna sekalipun.
“Sebagai anak-anak, yang penting bisa senang-senang. Jadi ya, kami mulai belajar surfing dengan papan yang sudah patah,” tambahnya.
Semakin hari, Frans semakin giat berlatih. Setelah mendapatkan papan selancar yang lebih baik dari Jordy, semangatnya pun semakin membara.
Ia mencoba papan selancar tersebut dan berhasil melakukan surfing dengan baik. Bahkan, Frans sempat menjadi instruktur surfing untuk para turis.
“Hingga akhirnya aku semakin tertarik bermain surfing setiap hari. Lalu ada bule yang melihat dan mungkin berpikir aku butuh dukungan. Dia memberiku satu papan selancar, lalu aku coba,” kenangnya.
Frans percaya bahwa hadiah papan selancar dari Jordy inilah yang menjadi awal perjalanan kariernya sebagai atlet Ski Air.
Ia yakin bahwa ada “tangan-tangan tak terlihat” yang selalu hadir untuk mendukung mereka yang memiliki tekad kuat.
“Papan selancar yang diberikan Jordy itu mengantarkanku sejauh ini,” jelasnya.
Jordy adalah salah satu wisatawan yang sering berkunjung ke Nias dan mereka masih menjalin komunikasi hingga saat ini. Terakhir kali mereka berbicara sebelum pandemi Covid-19.
“Dia sering datang ke sini. Kami masih sering berkomunikasi, terakhir kali sebelum Covid-19. Aku sangat berterima kasih pada Mr. Jordy,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Setelah 18 tahun mengasah bakatnya, Frans kini siap memperlihatkan kemampuan terbaiknya di PON XXI Sumut-Aceh dalam cabang olahraga Ski Air nomor Wakesurf.
Sebagai atlet yang mewakili kontingen Sumatera Utara, Frans bertekad untuk meraih medali emas.
Di samping kegemarannya terhadap surfing, pria berusia 28 tahun ini juga memperdalam bahasa asing di pantai tempat ia tumbuh besar.
Ia juga aktif dalam dunia fotografi, mengabadikan keindahan alam Pantai Sorake dan momen-momen surfing.
Tak hanya soal karier, Frans juga menemukan jodohnya melalui dunia olahraga. Dalam waktu dekat, ia akan menikahi tunangannya, Suknianis Laia, yang juga merupakan atlet Ski Air perwakilan Sumut. (Abdi S)