MITRAPOL.com, Jakarta – Ada dua hal yang mengecewakan pengamat sepakbola, Justinus Lhaksana saat mengevaluasi penampilan Timnas besutan Shin Tae-yong (STY) paska kekalahan, 2-1 dari tuan rumah Cina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa lalu. Coach Justin menilai faktor pemilihan pemain dan permainan tim menjadi penyebab utama kekalahan pertama Jay Idzes dkk di grup C ini.
“Pertama soal pemilihan pemain. Mengapa pemain yang punya visi, yakni Tom Haye dicadangkan? Itu gue gak habis pikir. Gue shock. Lalu permainan. Kenapa sudah match ke empat, kita selalu gak bisa konsisten main bagus dalam waktu dua babak atau antar match. Bagus di babak pertama atau di satu pertandingan, lalu jelek di babak kedua atau next match. Harus gonta ganti pemain untuk dapat susunan yang pas. Susah jika begini (taktik STY -red) terus untuk masuk piala dunia,” komentar Coach Justin dikutip dari kanal youtubenya, Jusindo edisi 119 yang tayang Rabu (16/10).
Lebih rinci Koci, sapaan akrabnya, menyatakan usai bermain bagus saat ditahan imbang, 2-2 oleh Bahrain, kans mencuri tiga angka dari Cina terbuka lebar dengan syarat harus bermain menyerang. “Tapi gue agak kaget, yang seharusnya kita menyerang dan mencuri poin, mengapa pemain yang diturunkan banyak berkarakter bertahan, seperti Ragnar, Ivan, Calvin,” terangnya.
Meski kaget dengan keputusan pemilihan pemain yang dilakukan STY, ia tetap meminta para pecinta Timnas untuk melihat pemikiran pelatih asal Korsel tersebut. “Kita jangan menghujat, kita lihat pemikiran STY. Kenapa mainkan Shayne dan Asnawi? Mungkin dengan harapan serangan lebih kuat dari sayap. Build up serangan dari tengah, lalu sayap dapat space untuk bisa memulai serangan, dengan dukungan Witan atau Ragnar. Cuma skema itu kurang, yakni tidak ada pemain kreatif, yakni Tom Haye dicadangkan. Ini gue shock bener.”
Pemilihan pemain yang tidak konsisten tersebut menjadi titik kritik dari mantan pelatih Timnas Futsal tersebut. Ia menilai tidak pantas jika ada pemain yang bermain bagus di satu pertandingan, lalu dicadangkan pada pertandingan berikutnya. “Padahal jarak antara lawan Bahrain dan Cina itu lima hari. Artinya, pemain-pemain yang bagus saat lawan Bahrain, mayoritas harus main saat lawan Cina karena recoverynya cukup. Hanya Jordi kan yang cedera. Saya bilang kesalahan jika Rizki Ridho, Haye, dan Malik yang bagus saat lawan Bahrain gak main di awal lawan Cina. Itu salah,” tegas Koci.
Sementara itu dari sisi permainan Timnas, ia menilai tim Garuda sangat berpeluang untuk mengambil kendali permainan karena Cina tidak bermain bagus. “Sebelum gol pertama Cina, mereka tidak punya peluang sama sekali. Kita lebih banyak pegang bola, tapi abis itu, blank! Sungguh beda jika Haye yang main. Gue asli sangat kecewa. Kita gak kompak dan gak pernah konsisten main bagus. Susah kalau seperti gini masuk ke piala dunia. Beri satu tim kesempatan bermain terus dan lebih lama untuk kompak. Tanpa harus dirombak, bolak balik. Pusing loh jika kebanyakan gonta ganti pemain,” tambahnya.
Di akhir evaluasi, Coach Justin menyatakan hasil pertandingan lain di Grup C, yakni Jepang melawan Australia, serta Arab Saudi versus Bahrain yang keduanya berakhir imbang sedikit banyak memunculkan sedikit harapan di balik kekecewaan merebut tiga poin dari Cina.
“Jika Jepang sudah leading jauh dengan 10 poin, maka selisih antara peringkat dua hingga Indonesia di peringkat lima, hanya dua poin. Artinya, gue lihat masih terbuka peluang lolos. Kita masih ketemu Arab Saudi, Bahrain, dan Cina yang semuanya di kandang. Dari tiga tim ini, harus yakin kita bisa raih masing-masing tiga poin. Syaratnya hanya satu, kita minat untuk menang. Ingat kita minat menang! Kita tetap optimis dan dukung timnas. Semua itu masih di tangan kita,” pungkasnya.
DR