MITRAPOL.com, Blora Jateng – Memasuki musim penghujan saat ini serta dengan tingginya curah hujan di kabupaten Blora, Puskesmas Kedungtuban melakukan upaya penanganan tentang bahaya dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa desa, ataupun tempat yang dipandang butuh prioritas untuk langkah langkah preventife guna mencegah wabah DBD.
Selain itu, untuk menindaklanjuti informasi ditemukannya kasus DBD di wilayah kerja puskesmas Kedungtuban, petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling) puskesmas melaksanakan Penyelidikkan Epidemiologi (PE) kasus DBD, upaya sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang barang bekas) yang dinilai lebih efektif dibanding pengasapan (fogging).
Penyelidikan epidemiologi sendiri bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit secara detail. Kegiatan Penyelidikkan Epidemiologi (PE) inilah yang nantinya akan menjadi dasar dan tindak lanjut penanganan kasus DBD.
Ditemui reporter Mitrapol ditempat kerjanya pada 12/11/2024,Kepala Puskesmas Kedungtuban dr. Arbana Eka Juwita, M.M menyampaikan “Sampai saat ini ada 7 kasus di Kedungtuban yaitu 4 kasus di dukuh klompok desa Tanjung, dan dukuh Betekan desa Ngraho 3 kasus, Dan sudah di lakukan fogging oleh Tim puskesmas kerjasama dengan pemerintah desa setempat. Sebenarnya untuk pencegahan yang paling efektif adalah dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) kemarin saat ada beberapa kasus, kami langsung gerak cepat juga melaporkan ke Bapak camat yang kemudian terbitlah surat edaran dari kecamatan untuk kerja bhakti serentak ke beberapa instansi,sekolah,tempat umum,dan juga rumah warga. Dalam rangka PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk). Di hari jumat kami juga secara berkala melakukan penyuluhan terkait dengan pencegahan dan bahaya Penyakit Demam berdarah dan juga buat Flyer tentang pencegahan dan bahaya demam berdarah.”
“Karena ini sudah masuk musim penghujan biasanya kasus demam berdarah meningkat, untuk mencegahnya masyarakat bisa melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M plus yaitu :
1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup tempat-tempat penampungan air
3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain 3M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain
1. Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
2. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
3. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
4. Menggunakan obat anti nyamuk
5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
6. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama.
Memberikan larvasida (ABATE )pada penampungan air yang susah untuk dikuras. Jika ada keluhan demam disertai badan lemas segera periksakan ke puskesmas, imbuhnya
Sementara itu ditempat terpisah Camat Kedungtuban, Rajiman SIP MSi,menghimbau kepada mayarakat Kedungtuban “warga senantiasa rutin untuk melaksankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dg 3M menutup, menguras, mendaur ulang barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Dihimbau warga yg mengalami gejala demam segera melakukan pemeriksaan di faskes Pratama atau Puskesmas agar di ketahui lebih dini kemungkinan terkena DB sehingga me dapat perawatan yang intensif,” pungkasnya.
Pewarta : Menco