MITRAPOL.com, Metro Lampung – Penyebab Penyimpangan anggaran dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) saat ini telah banyak ditemukan. Pasalnya, fakta yang ada dilapangan tidak sesuai dengan data yang dilaporkan oleh pihak sekolah. Dugaan pelakunya adalah oknum Kepala Sekolah nakal yang ingin memperkaya dirinya sendiri. Mengingat, dana anggaran BOS yang dikelola cukup banyak hingga mencapai ratusan juta. Tergantung dari jumlah siswa peserta didik masing – masing disekolah.
Indikasi adanya dugaan korupsi anggaran dana BOS di SLB Catur Bina Bangsa Kota Metro, terlihat dari laporan penggunaan dana BOS yang telah dilaporkan beberapa tahun ini. Tercatat, sejak tahun 2020 – 2023 pihak SLB Catur Bina Bangsa Metro, telah menerima kucuran anggaran dana BOS senilai Rp. 645.000.000, yang terdiri dari :
* Penerimaan anggaran dana BOS ditahun 2020 Rp. 120.000.000
* Penerimaan anggaran dana BOS ditahun 2021 Rp. 210.000.000
* Penerimaan anggaran dana BOS ditahun 2022 Rp. 210.000.000
* Penerimaan anggaran dana BOS ditahun 2023 Rp. 105.000.000
Data nilai anggaran diatas hanya secara global dan belum tertulis secara terperinci dari masing – masing item oleh media ini. Salah satu yang menjadi indikasi dugaan penyelewengan/korupsi dalam biaya pemeliharaan sarana dan prasarana serta pelaporan jumlah siswa serta biaya kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler.
Jika dilihat, sebagai tolak ukur saja bahwa saat ini SLB Catur Bina Bangsa Kota Metro, adalah sekolah yang memiliki gedung baru dan belum membutuhkan perbaikan. Namun, nyatanya saat media ini mendatangi dan melihat keadaan sekolah tidak terlihat adanya pemeliharaan dan perbaikan gedung sekolah. Baik pengecatan gedung sekolah maupun perbaikan lainnya.
Atas dugaan terjadi Korupsi anggaran dana BOS, terutama anggaran sarpras. Kemudian, media ini mencoba menemui Sutris selaku Kepala SLB Catur Bina Bangsa Kota Metro. Namun, saat berkunjung disekolah hanya ditemui guru dan sang Kepsek tidak berada ditempat.
“Pak Sutris belum kelihatan pak, kalau semua siswa ada 38, dan kami merangkap guru honor seluruhnya ada 7 orang dan staf enggak ada. Saya ngajar di SD dan semua ada 9 rombel,” ungkap Dwi saat ditemui Mitrapol.com, Senin ( 02/10/23).
Kemudian, ditambahkan Ranti selaku guru relawan di SLB Catur Bina Bangsa Metro, jika dirinya tidak mengetahui tentang anggaran dana BOS dan bantuan yang dikelola pihak sekolah. Dirinya hanya menjelaskan tentang tugas sehari – hari di sekolah tersebut.
” Saya nyambi jualan pak, aku relawan biasa. Kalau pas ada aku dikasih dan siswa ada 50 siswa tapi yang lain enggak aktif. Itu tadi bu Nurhidayati senior saya disini dan saya kalau belajar banyak sama dia,” jelas singkat Ranti.
Adanya fakta dugaan penyelewengan anggaran dana BOS di SLB Catur Bina Bangsa Metro, diharapkan kepada aparat penegak hukum ( APH ) dan pejabat berwenang dapat segera memeriksa pihak sekolah dan menelusuri fakta nyata dilapangan. Sehingga, persoalan ini tidak berimbas dan menjadi virus negatif bagi sekolah lainnya.
Perlu diketahui, SLB Catur Bina Bangsa Kota Metro, adalah salah satu sekolah luar biasa yang mendidik anak Sekolah Luar Biasa menyelenggarakan pendidikan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu dan tunawicara, tunadaksa, tunalaras, tunaganda dan anak terbelakangan.
Pewarta : MM