MITRAPOL.com, Pandeglang Banten – Uang milik salah satu warga Labuan sebesar Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta Rupiah) yang dipinjam oleh oknum Kades Bantar Wangi, Kabupaten Serang Banten ini kepada Mista sebagai rekan dari Usni yang penyedia uang, bukannya mendapat solusi tapi kini malah semakin bertele-tele dengan munculnya nama baru.
Pengakuan dari Usni selaku penyedia uang Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta Rupiah) yang diserahkan kepada Kakak kandungnya Kades Bantar Wangi didaerah Labuan tahun lalu yang disaksikan oleh Mista selaku penyambung atas permintaan oknum kades Bantar Wangi inisal (M).
Semakin bertele-telenya permasalahan ini diungkapkan Usni yang merasa dirugikan dengan kejelasan uangnya belum kembali dan kehadiran Romi yang seakan mengetahui awal pengambilan uang dari dirinya.
Ini semakin bertele-tele menurut saya, pak Romi itu siapa, jelas awal pemberian uang Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta) itu tidak kenal dengan namanya Romi, dia sebagai apa, tanya Usni.
Simple buat saya, Uang itu saya usahakan karena saya melihat rekan saya Mista dan beliau berdasarkan awalnya pak kades Bantar Wangi minta tolong sama Mista untuk mencarikan uang. Lanjutnya.
Ada fee, itu janji mereka, dan mereka yang mengatakan paling lama dua bulan sudah dikembalikan, nah sekarang suda 1 tahun lebih mana, yang ada malah bertele – tele begini
Mista membenarkan apa yang dikatakan Usni dan bahwa Romi tidak ikut dalam pencairan uang.
“Dia bagian tim pembebasan tanah Ama jaro. Klu terkait dana, awalnya dia ga ikut, TPI katanya dananya itu tuk biaya pembebasan lahan itu,” papar Mista melalui pesan whatsapnya.
“Bila nelpon lagi suruh temuin mista aja biar jelas, Org tetangga ko, Jangan berkoar ke orang jauh,ke yg punya perkara awal aja,saya orangnya klu mo beresin masalahnya, kesaya mh pada ngehindar aja smua juga,” pintanya.
Sementara itu Romi, saat dipertanyakan oleh Mitrapol.com, apakah ikut serta diawal pengambilan uang, sampai pemberitaan ini dipublikasikan tidak memberikan hak jawab, dan dipertanyakan dirinya sebagai apa hanya menjelaskan dan membenarkan dengan menjanjikan habis lebaran akan dibereskan, dan menjelaskan butuh uang 30 juta lagi untuk progres.
Ia betul saya menjanjikan dirumah pak kades, cuma saya masih membutuhkan uang 30 juta dan pas lebaran itu ada mungkin uang tersebut sudah cair. Tapi saya tidak mendapatkan uang tersebut sedangkan saya masih mengeluarkan modal seperak dua perak, terang Romi.
Sementara itu, Royen Siregar selaku yang diberi kuasa oleh Usni untuk mendampingi dan mencari langkah dalam permasalahan yang dialaminya menjelaskan bahwa ini menurutnya terlalu bertele-tele.
Padahal mah menurut saya permasalahan ini bertele – tele, tidak perlu si A si B. Jika ada niat baik seharusnya mereka itu datang secara baik baik, duduk bersama mencari jalan keluarnya seperti apa, agar tidak ada yang dirugikan satu sama lain.
Ini mah apa, jelas dan secara logika bahwa yang awal dari keterangan pak Usni dan Mista bahwa pak kades Bantar Wangi ini minta tolong ke Mista, kemudian Mista minta tolong ke Usni dan Usni menyediakan uang dari mana uang tersebut mereka tidak mengetahuinyakan, tanya Royen.
Adapun uangnya dipergunakan kemana – mananya itu urusan mereka, mau pembebasan lahan, atau modal apa kan bukan urusan pak Usni. Jadi lucu kenapa harus bertele-tele, lanjutnya.
Dalam permasalahan ini jelas bahwa uang itu awalnya pak Kades minta tolong ke Mista, terus Mista ke Usni dan uangnya diambil oleh kakanya Kades bersama Mista, tunjukkan etika baik orang dewasa dengan mencari jalan kesepakatan seperti apa selama tidak ada yang dirugikan, tutup Royen.
TIM